Siapapun yang punya hobi mendaki gunung pasti kenal dengan Su Hok Gie. Bagi para pendaki, Gie adalah inspirasi. Idealisme serta jiwa bebasnya seperti mewakili jiwa petualang para pendaki dimanapun berada

Perjalanan hidup Gie sempat dibuat film yang diperankan oleh Nicholas Saputra pada tahun 2005. Gie adalah pecinta alam sejati yang mencintai sastra. Beberapa puisi ia buat saat melakukan pendakian

Dalam sebuah puisinya, Gie pernah menyebut bahwa orang yang paling bahagia di dunia adalah yang mati muda. Entah kebetulan atau memang sudah takdir, Gie akhirnya mati muda pada usia yang belum genap 27 tahun. Ia meninggal di Gunung Semeru karna menghirup gas beracun. Ia meninggal hanya satu hari sebelum merayakan ulang tahunnya yang ke-27

Gie merupakan salah satu aktivis yang aktif di era Orde Lama dan Orde Baru. Ia banyak menuangkan kegelisahan terkait keadaan politik di Indonesia melalui buku harian yang kemudian diterbitkan menjadi buku setelah ia meninggal. Gie juga menulis untuk

Bagi sebagian besar pendaki, Gie adalah sosok idola. Sama seperti pecinta musik reggae yang mengidolakan Bob Marley. Ada beberapa alasan kenapa para pendaki begitu mengidolakan Gie

 

Karna Gie adalah pendiri Mapala UI

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar pendaki adalah mereka yang sedang berada di usia 20-30 tahun. Kalau mau dikerucutkan lagi, mungkin akan ditemui fakta bahwa sebagian besar pendaki adalah mahasiswa. Ketika aktif mendaki gunung, Gie juga masih menjadi seorang mahasiswa. Bahkan dari Gie dan teman-temannya lah lahir organisasi kampus pecinta alam yang lebih dikenal dengan mapala

Gie adalah lulusan Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Bersama dengan beberapa temannya, Gie menginisiasi terbentuknya UKM mapala di kampus UI. Organisasi tersebut mereka beri nama Mapala UI. Jadi, bisa dibilang bahwa Mapala UI adalah organisasi pecinta alam tingkat kampus paling tua di Indonesia. Dan seperti kita ketahui bersama bahwa di hampir semua kampus kini ada organisasi serupa dengan berbagai nama yang stikernya banyak kita jumpai di base camp pendakian

 

Kagum dengan idealismenya

Sebagai seorang aktivitis dengan usia yang masih muda, Gie dikenal sebagai sosok yang idealis. Sifat itulah yang kemudian dikagumi oleh banyak orang, khususnya pendaki gunung. Banyak orang yang hidup dalam kepalsuan tanpa mau menjadi diri sendiri. Dalam hidupnya, Gie selalu menjadi diri sendiri. Ia bahkan tak ragu mengkritik pemerintah tanpa rasa takut sama sekali meskipun mungkin itu membahayakan dirinya sendiri

 

Banyak yang menyukai puisi yang ditulis Gie

Gie adalah seorang pecinta alam yang gemar menulis puisi. Banyak puisi yang dibuat Gie ketika ia sedang mendaki gunung. Puisi yang dibuat Gie banyak bercerita tentang kegelisahan-kegelisahan yang ia rasakan terkait kondisi politik di Indonesia

Meski begitu, puisi Gie tak melulu tentang politik. Ia juga membuat puisi tentang alam dan cinta. Salah satu puisi terindah dari Gie adalah tentang Gunung Pangrango. Berikut ini adalah puisinya

Mandalawangi-Pangrango

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang-jurangmu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku

aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

“Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya” tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
Terimalah dan hadapilah

dan antara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-batas jurangmu

aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup

Jiwa petualang dan idealisme Gie merupakan perwakilan banyak pendaki

Seorang pendaki gunung sejati adalah mereka yang memiliki jiwa petualang serta idealisme. Ia tak mau menjual diri untuk suatu apapun. Jiwa petualang seorang pendaki diwujudkan dengan menelusuri hutan belantara di jalur pendakian. Sementara idealisme diwujudkan dengan menjadi diri sendiri dimanapun berada

Gie — yang memiliki jiwa petualang serta idealisme — seperti menjadi perwakilan atas jiwa-jiwa yang merindukan dan memperjuangkan kebebasan

 

Featured image