Entah untuk keperluan yang lebih serius atau sekedar untuk dokumentasi pribadi, setiap orang yang melakukan perjalanan pasti tak pernah melewatkan kesempatan untuk mengambil beberapa foto. Karna, perjalanan dan fotografi adalah satu paket.

Mengambil foto ketika sedang melakukan perjalanan adalah pekerjaan yang bisa dibilang mudah. Tinggal jepret, jadi. Tapi, untuk menghasilkan foto yang lebih berkwalitas kita tentu harus memperhatikan beberapa aspek, baik teknis maupun non teknis.

Ada beberapa hal yang sering kita lupakan ketika mengambil sebuah foto perjalanan. Bahkan untuk seorang fotografer profesional sekalipun. Yang pada akhirnya membuat hasil foto menjadi tidak maksimal

Berikut ini adalah 5 kesalahan yang mungkin kamu lakukan ketika mengambil foto perjalanan

1. Terlalu banyak mengambil foto

Kenapa mengambil terlalu banyak foto bisa disebut kesalahan?. Bukankah semakin banyak foto semakin baik?.

Kalau dipikir secara sekilas, memang benar bahwa semakin banyak foto yang kita ambil maka akan semakin baik karna itu artinya kita akan punya banyak opsi untuk memilih foto terbaik (jika kita menggunakannya untuk keperluan komersial). Nah, justru disitulah letak masalahnya.

Sebagai seorang fotografer, tugas kita tidak hanya mengambil foto lalu mentransfernya ke komputer. Kita juga wajib menyortir mana foto yang sekiranya layak untuk dipakai. Nah, kalau dalam perjalanan — katakanlah — kita mengambil ribuan foto, maka tugas kita untuk menyortir foto juga akan semakin berat. Kalau begini, kenapa tidak mengambil foto ketika momennya benar-benar pas?. Lebih sedikit foto — tapi dengan kwalitas lebih baik — akan mempermudah pekerjaan kita nantinya.

 

2. Hanya fokus pada objek utama

Katakanlah kamu ingin memotret sebuah festival. Misalnya Festival Dieng. Objek utama di Festival Dieng tentu adalah prosesi potong rambut gimbal dimana anak-anak dengan rambut gimbal akan menjadi highlight utama. Namun, terlalu fokus pada objek utama tanpa memperhatikan hal-hal lain di sekitarnya juga bukan pilihan bijak. Dalam sebuah festival seperti Festival Dieng, kerumunan orang-orang yang mengikuti festival juga menjadi objek yang tak boleh dilewatkan.

 

3. Meminta “model” untuk berpose

Tolong diingat, foto perjalanan bukanlah foto foto studio dimana seorang model menjadi objek utamanya. Ketika kamu hendak menjadikan manusia sebagai objek, biarkanlah mereka tetap beraktivitas seperti biasa sementara kita tetap sibuk dengan kamera kita. Foto yang kita hasilkan akan terlihat lebih natural. Don Hasman, seorang fotografer senior yang menekuni etnofotografi juga tidak pernah meminta objeknya untuk berpose.

 

4. Tidak mempelajari tempat yang hendak dituju

Fotografi tidak melulu soal teknik serta perangkat. Khusus untuk travel photography, objek justru menjadi bagian paling penting karna akan menentukan hasil akhir foto. Beruntunglah kita yang tinggal di negara kepulauan seperti Indonesia yang punya banyak tempat indah untuk dijelajahi. Untuk hasil foto yang maksimal, kita juga sebaiknya mempelajari tempat yang akan kita datangi. Terlebih lagi kalau kita hendak mengambil foto landscape gunung, pulau atau pantai. Kalau kita datang tidak pada waktu yang pas, maka foto yang kita hasilkan pastilah akan tidak sesuai keinginan

 

5. Tidak mempelajari isi kamera sebelum pergi

Sebelum benar-benar meninggalkan tempat yang kita jadikan objek foto, jangan pernah lupa untuk mempelajari isi kamera terlebih dahulu. Apakah kita benar-benar sudah mendapatkan foto yang kita inginkan atau belum. Hal ini juga ada kaitannya dengan poin satu.