Grub band legendaris Indonesia, Slank punya satu lagu yang berjudul Bali Bagus. Secara singkat, lagu tersebut seperti menjadi ungkapan terima kasih Slank kepada Bali.

Kenapa Slank sampai membuat satu lagu khusus untuk Bali?. Apa istimewanya Bali?. Sebelumnya, mari kita simak penggalan lirik lagu tersebut terlebih dulu.

Terima kasih Baliku untuk budaya dan alammu
Terima kasih untuk cantik gadismu
Dan kerasnya arak Balimu

Secara pribadi, saya tidak terlalu terobsesi dengan Bali. Saya bukanlah tipe orang yang ketika liburan harus ke Bali. Tapi, kalau ada orang yang mengajak ke Bali dan kebetulan segala sesuatunya memungkinkan, saya tak akan pernah menolak.

Saat SMP dulu, guru geografi saya pernah bilang kalau di luar negeri, nama Bali lebih terkenal daripada Indonesia. Saya kurang paham apakah waktu itu guru saya hanya bercanda atau memang serius. Yang jelas, berkat Bali, nama Indonesia semakin dikenal oleh dunia. Saya juga cukup yakin kalau Bali jauh lebih terkenal ketimbang ibukota Jakarta.

Bali telah diakui oleh dunia sebagai salah satu pulau paling cantik di planet Bumi. Majalah perjalanan sekelas Lonely Planet dan Travel and Leisure sering memasukkan Pulau Dewata ke daftar salah satu pulau paling cantik di dunia versi mereka. Kalau tak percaya, silakan baca salah satu artikel di Travel and Leisure berikut ini.

So, kalau ada pertanyaan tempat manakah yang sangat pantas menjadi ikon wisata di Indonesia, jawabannya sudah pasti Bali.

Bali itu lebih dari sekedar sunset di Pantai Kuta, atau kawasan bule di Legian, atau deretan sawah terasering di Ubud, atau pertunjukan Tari Kecak di Uluwatu. Bali adalah pulau yang lengkap.

Mau naik gunung? Bisa. Mau mengunjungi air terjun? Banyak. Mau hunting wisata kuliner? Melimpah. Mau menikmati keindahan laut? Apalagi.

Dengan begitu banyaknya potensi wisata yang dimiliki oleh Bali, tak heran kalau orang Indonesia begitu bangga dengan pulau ini. Suatu kebahagiaan dan kebanggan tersendiri jika sudah bisa berkunjung ke Bali. Saya juga demikian. Meski tak terlalu meggebu-gebu, saya juga bersyukur bahwa Pulau Bali menjadi bagian dari Indonesia.

Maka ketika ada turis yang mencoba untuk merusak keindahan yang ada di Bali, saya termasuk salah satu orang yang pertama kali merasa kesal.

Beberapa waktu lalu, ada turis yang diduga berasal dari China merusak keindahan alami di Bali (Nusa Penida) dengan cara yang keji dan memalukan: melakukan aksi vandal pada terumbu karang. Iya, VANDALISME!.

Aksi vandal itu pertama kali diunggah ke Facebook oleh OK Divers.

 

“Menuduh” turis China secara sepihak mungkin akan terasa kurang fair. Toh belum tentu juga bahwa vandalisme itu memang dilakukan oleh turis China. Tapi kalau melihat track record beberapa turis China, rasanya apa yang ada di kepala saya memang tak sepenuhnya salah.

Bukan rahasia umum kalau turis dari China dikenal dengan kenakalannya. Beberapa tahun lalu, ada juga turis dari China yang melakukan aksi vandal di salah satu kuil bersejarah di Mesir. Ada juga yang kedapatan mencuri air panas di Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat. Apa yang sering dilakukan oleh turis China ini telah membuat banyak traveler merasa kurang respect.

Perihal sikap buruk turis asal China, sesama warga China pun sebenarnya juga heran. Kok bisa turis dari negara mereka sampai melakukan banyak pelanggaran di tempat wisata di negara orang.

Sejatinya, China adalah negara yang kaya. Tak hanya kaya dari segi ekonomi tapi juga budaya. China termasuk salah satu negara penyumbang terbanyak untuk Situs Warisan Dunia UNESCO. Jumlahnya sekitar 30 (sebagai perbandingan, Indonesia hanya punya 8). Dengan begitu kayanya negara mereka, sudah selayaknya lah kalau turis China punya rasa menghargai terhadap sejarah, budaya serta kelestarian lingkungan.

Lebih miris lagi karna China sebenarnya merupakan salah satu negara yang dibebaskan visa turis oleh pemerintah Indonesia.

Well, siapapun yang melakukan vandalisme tersebut, pada akhirnya saya hanya bisa berharap semoga kita bisa belajar dari setiap kejadian semacam ini. Yang sama sekali tak layak untuk dicontoh. Untuk siapapun yang ingin ke Bali (atau kemanapun), tolong untuk tidak terlalu berlebihan dalam mengekspresikan diri. Foto dengan pose alay lalu menguploadnya ke Instagram jauh lebih bermartabat daripada merusak lingkungan. Deal?