Travel blogger, sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut mereka yang hobi traveling dan suka menuliskan pengalamannya di blog.

Di Indonesia, kegiatan traveling dan blogging tampaknya sedang ngetrend. Banyak orang yang jalan ke tempat tertentu lalu menuliskan pengalaman mereka di media online berupa blog. Siapa pun mereka — tak peduli dari kalangan mana — berhak melabeli diri dengan sebutan travel blogger.

Cuman, tidak semua travel blogger punya basis audiens yang loyal. Mendapatkan pembaca setia untuk sebuah blog adalah pekerjaan yang tidak gampang. Selain cerita yang bagus dan menarik, ada beberapa hal lain yang turut mempengaruhi hal ini. Misalnya orisinalitas ide, foto pendukung dan lain sebagainya.

Beberapa waktu belakangan saya cukup sering mengikuti tulisan dari beberapa travel blogger Indonesia. Karna minat utama saya adalah di wisata petualangan, saya mengikuti beberapa cerita dari blogger yang menulis cerita tentang petualangan. Lebih spesifik lagi, pendakian.

Saya menemukan beberapa blog yang cukup menarik yang menurut saya punya identitas sehingga membuat blog-blog tersebut punya pengunjung loyal. Berikut ini adalah 3 travel blog paling menarik menurut saya.

 

1. Jalanpendaki.com

jelanpendaki

Saya menemukan blog ini beberapa bulan lalu ketika sedang browsing untuk mencari referensi tentang pendakian Gunung Merbabu. Waktu itu saya sedang akan melakukan pendakian Gunung Merbabu untuk yang kedua kali. Dan kebetulan juga, ketika browsing saya sedang dalam proses pembuatan sebuah artikel tentang pendakian Gunung Merbabu via Selo. Dari blog ini saya mendapat informasi baru bahwa Gunung Merbabu ternyata punya tiga puncak utama: Kenteng Songo, Trianggulasi dan Syarif. Pada pendakian pertama saya melewatkan Puncak Syarif. Sedangkan untuk pendakian kedua saya tak mau membuat kesalahan yang sama.

Blog Jalanpendaki dimiliki oleh seorang pendaki bernama Acen Trisusanto. Blog ini punya gaya penulisan yang kocak namun tetap ada bagian-bagian yang bersifat informatif. Blog ini nampaknya punya basis audiens yang kuat. Sampai-sampai, ada komunitasnya sendiri. Saya menjadi salah satu pengikut akun Twitter @jalanpendaki. Melihat timeline nya, komunitasnya ini nampaknya cukup kompak.

2. Wiranurmansyah.com

wira

Blog ini saya temukan saat sedang mencari-cari referensi tentang pendakian Gunung Rinjani. Pertengahan tahun 2015 lalu saya memang berencana ke Lombok untuk mendaki gunung yang katanya memiliki jalur pendakian terindah di Asia Tenggara ini. Namun, sampai sekarang niat untuk ke gunung ini belum juga kesampean :(.

Dari beberapa postingan tentang Gunung Rinjani yang ditulis oleh Wira Nusmansyah, saya semakin yakin bahwa gunung ini memang cantik luar biasa setelah melihat-lihat foto-foto yang diupload oleh Wira. Kekuatan utama blog ini memang pada kwalitas fotonya yang sangat bagus. Wajar, sih. Karna yang bersangkutan memang seorang travel photographer. Tulisan-tulisan Wira juga sangat menarik. Postingan terakhir yang berhasil membuat saya iri adalah cerita Wira soal pendakian Gunung Agung di Bali bersama salah seorang teman serta porter yang ia panggil Bli MTMA (My Trip My Adventure).

 

3. efenerr.com

efenerr

Lagi-lagi karna Gunung Merbabu. Entah bagaimana awalnya, saya menemukan sebuah postingan tentang pengalaman pertama sang pemilik blog ketika melakukan pendakian Gunung Merbabu untuk pertama kalinya di tahun 2001, ketika ia masih duduk di kelas 3 SMP. Saya sulit membayangkan, bagaimana seorang anak SMP dengan peralatan minim (seperti yang dituliskan) bisa mendaki gunung setinggi Merbabu. Walaupun pada akhirnya tidak sampai puncak, tetap saja adalah sebuah hal yang cukup asing untuk seorang anak SMP naik gunung. Terlebih lagi, mendaki gunung pada awal 2000-an tentu tak semudah sekarang. Saya yakin jalur pendakian masih belum terlalu terbuka. Peralatan pendaki juga saya yakin belum secanggih sekarang.

Tapi, tulisan mas Farchan Noor Rachman alias Efenerr tentang pengalaman pertamanya mendaki Gunung Merbabu telah berhasil membuat saya bersalah karna baru menyukai mendaki ketika sudah memasuki masa-masa akhir kuliah. Mencari teman untuk mendaki akan jauh lebih mudah saat kita masih menjadi mahasiswa. Saya sudah membuktikan!

 

Featured image