Jika ada yang tanya bagaimana cara terbaik untuk belajar sejarah, salah satu jawaban yang paling tepat barangkali adalah dengan mengunjungi museum. Di museum, kita bisa melihat berbagai benda-benda vintage yang sarat dengan nilai sejarah.

Kalau boleh jujur, saya tak punya riwayat hidup sebagai seseorang yang tertarik dengan sejarah. Bahkan sewaktu di sekolah dulu saya sering menguap ketika guru-guru sejarah sedang “mendongeng” tentang sejarah. Membaca buku sejarah? Boro-boro. Novel sih iya. Bukannya apa-apa, bagi saya pelajaran sejarah itu tak lain hanyalah pengantar tidur karna setiap kali membaca buku atau mendengar penjelasan sejarah saya pasti akan langsung mengantuk.

Ceritanya berbeda saat saya mengunjungi museum. Ketika melihat benda-benda koleksi yang dipajang di museum, rasa penasaran langsung muncul tanpa diundang. Yang membawa saya untuk membaca keterangan singkat yang ada di benda koleksi tersebut. Jika belum puas dengan keterangan singkat yang ada, saya biasanya akan cari tahu lebih lanjut di internet. Dengan begini saya sudah belajar sejarah. Meskipun dengan cara yang tidak keren yakni membaca buku.

Radya Pustaka

Atas ajakan seorang teman, beberapa waktu lalu saya mengunjungi Museum Radya Pustaka yang berada di kota Solo. Museum ini merupakan salah satu museum tertua di Indonesia. Didirikan tahun 1890 oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada masa pemerintahan Pakubuwana IX. Tahun 2007 lalu Museum Radya Pustaka sempat menjadi headline di beberapa media nasional karna salah satu koleksi arcanya dicuri oleh orang yang tak bertanggung jawab. Namun arca tersebut kini sudah kembali dan dipajang sayap kanan bangunan museum.

DSC_1736

Selangkah demi selangkah saya menyusuri setiap bagian museum. Melihat-lihat koleksi museum yang terdiri atas aneka rupa benda-benda bersejarah. Mulai dari arca, uang kuno, alat-alat perang hingga piring-piring antik dari budaya Eropa. Secara umum, koleksi yang dimiliki oleh Museum Radya Pustaka ini berkaitan erat dengan kebudayaan Jawa. Di dalamnya kita bisa melihat benda-benda seperti gamelan, pakaian adat Jawa (beskap), senjata-senjata tradisional hingga kain batik. Sedangkan koleksi arca sengaja dipisah dan dapat kita temukan di sayap kanan bagian museum. Berbagai macam arca dari budaya Hindu-Buddha akan banyak kita temukan di sini, termasuk arca Shiwa Mahadewa yang dulu sempat hilang dicuri itu.

DSC_1727

Kompleks bangunan Museum Radya Pustaka ini menjadi satu dengan Kantor Dinas Pariwisata kota Solo. Berada persis di sebelah timur THR Sriwedari.

Saya beruntung karna hari itu ditemani oleh seorang pemandu yang menjelaskan beberapa hal terkait museum serta benda-benda koleksi yang ada di sana. Dari sang pemandu inilah saya tahu mana arca yang dulu sempat bikin heboh karna dicuri itu. Penasaran juga, sih.

Jika kamu belum pernah berkunjung ke Museum Radya Pustaka dan penasaran dengan benda-benda koleksi yang ada di sana, kamu bisa melihat-lihati foto-foto yang saya ambil dan telah saya upload ke Flickr.