Gunung Gede-Pangrango merupakan dua gunung yang menjadi kesukaan para pendaki yang domisili di Jawa Barat. Dua gunung yang berada dalam satu klaster ini hampir tak pernah sepi dari aktivitas pendakian, kecuali saat sedang ditutup.

Saking ramainya Gunung Gede-Pangrango, otoritas terkait sampai harus menerapkan sistem booking untuk para pendaki yang hendak mendaki Gunung Gede-Pangrango. Sebuah website khusus telah dibuat untuk keperluan booking.

Gunung yang ramai selalu menghadirkan tantangan (kalau tidak mau dibilang masalah) bagi para pengelola. Sampah masih menjadi problem utama di Gunung Gede-Pangrango (dan juga gunung-gunung lain di Indonesia). Untuk mengatasi masalah ini, sebuah peraturan baru akan diberlakukan kepada para pendaki yang akan mendaki Gunung Gede-Pangrango. Mulai bulan April 2017, seperti diberitakan oleh Kompas, pendaki tidak diperbolehkan membawa tisu basah serta air mineral dalam kemasan (botol).

Pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menganggap dua benda tersebut berkontribusi sangat besar terhadap menumpuknya sampah di Gunung Gede dan Pangrango.

Saat ini pihak taman nasional sudah melakukan sosialisasi kepada para pendaki terkait aturan baru ini. Aturan baru ini nantinya akan efektif mulai tanggal 1 April 2017 dan akan diberlakukan masa percobaan selama satu bulan. Aturan baru ini akan berlaku di tiga jalur pendakian resmi Gunung Gede-Pangrango yakni Cibodas, Gunung Putri, dan Selabintana.

Botol air mineral dan tisu basah adalah dua jenis sampah yang sangat dominan di Gunung Gede-Pangrango. Setiap kali melakukan operasi bersih, pihak taman nasional menemukan banyak sekali botol air mineral serta tisu basah. Jumlahnya mencapai 63 persen. Makin nyesek karna beberapa botol air mineral sering digunakan para pendaki untuk menyimpan air kencing sehingga menimbulkan rasa jijik ketika harus mengambilnya. Demikian juga dengan tisu basah. Benda ini sering digunakan para pendaki untuk membersihkan kotoran usai buang air kecil maupun besar.

Sebenarnya, ada beberapa masyarakat setempat yang mengangkut sampah-sampah (khususnya botol air mineral) untuk dijual. Namun, pihak taman nasional menganggap menumpuknya sampah botol air mineral dan tisu basah tidak mendidik bagi para pendaki sehingga mereka merasa perlu untuk memberlakukan aturan baru ini.

 

Featured image