Ada sebuah fenomena alam unik di Jawa Timur, orang-orang sering menyebutnya dengan Blue Fire alias api biru. Fenomena alam yang sangat langka ini dapat kita temukan di Kawah Ijen yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso.

Kawah Ijen sendiri merupakan sebuah danau kawah vulkanik yang berada di Gunung Ijen. Jadi, untuk sampai ke sana kita harus mendaki Gunung Ijen terlebih dulu. Lokasi Kawah Ijen berada pada ketinggian sekitar 2.443 mdpl

Sebagai sebuah fenomena alam yang sangat langka, Blue Fire yang ada di Kawah Ijen menjadi salah satu objek wisata yang banyak diminati wisatawan, baik lokasl maupun asing. Tempat ini merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Banyuwangi. Namun, untuk menikmati keindahan api biru tersebut kita harus menunggu momen yang pas karna api biru tidak bisa kita lihat sewaktu-waktu. Ia hanya akan muncul saat hari gelap dengan waktu paling ideal adalah pada dini hari

Ada beberapa fakta menarik terkait Blue Fire dan Kawah Ijen yang mungkin belum kamu ketahui

1. Ternyata itu bukan api

Jika dilihat secara kasat mata dari jarak yang dekat, Blue Fire yang ada di Kawah Ijen memang tampak seperti api biru yang biasa kita lihat pada kompor-kompor berapi biru. Ternyata, setelah diteliti, percikan biru yang sering disebut sebagai Blue Fire tersebut bukanlah api. Salah satu peneliti dari University of Geneva, Swiss yang meneliti sekitar tahun 2010 menemukan fakta bahwa percikan biru yang ada di Kawah Ijen merupakan hasil reaksi dari gas bumi yang bertemu dengan oksigen pada suhu tertentu

Terlepas bahwa itu api atau bukan, sepertinya para wisatawan tidak terlalu ambil pusing. Satu yang pasti adalah, fenomena ini telah sukses membuat banyak orang penasaran dan ingin melihatnya dari dekat

 

2. Hanya ada dua di dunia

Salah satu alasan yang membuat kita harus bangga dengan fenomena Blue Fire di Kawah Ijen adalah karna fenomena tersebut merupakan fenomena alam yang sangat langka. Fenomena tersebut bahkan hanya ada dua di dunia: Di Kawah Ijen, Jawa Timur serta di Islandia. Jadi, kita tak perlu jauh-jauh ke Islandia hanya untuk melihat fenomena Blue Fire

 

3. Pertama kali ditemukan tahun 1950-an

Fenomena Blue Fire yang ada di Kawah Ijen ini mungkin sudah ada sejak ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun, keberadaannya baru diketahui oleh masyarakat sekitar 1950-an. Kemungkinan besar penemunya adalah warga lokal yang sedang menambang belerang

 

4. Merupakan kawasan tambang belerang tradisional

Selain memiliki potensi wisata yang memikat, Kawah Ijen juga memiliki potensi alam yang melimpah bagi penduduk sekitar. Kawasan di sekitar Kawah Ijen merupakan kawasan tambang belerang tradisional. Saat kita melakukan pendakian Gunung Ijen untuk melihat Blue Fire, jangan heran kalau kita akan bertemu dengan para penambang yang sedang memikul belerang. Konon, seorang penambang mampu untuk membawa beban sampai 60 kg dalam sekali pendakian

 

5. Kawah Ijen merupakan danau asam terbesar di dunia

Sementara malamnya kita bisa menikmati pemandangan api biru, pada siang atau pagi hari ketika hari sudah terang kita akan disuguhi pemandangan yang tidak kalah keren yakni Kawah Ijen dengan pemandangan air yang berwarna biru toska. Pemandangan danau kawah tersebut memang terlihat indah dari kejauhan namun jangan coba-coba untuk mendekat apalagi menyentuh airnya. Danau ini memiliki kandungan asam yang sangat tinggi dan tercatat sebagai danau asam terbesar di dunia. Luas danau Kawah Ijen mencapai 5.466 ha dengan kedalaman diperkirakan mencapai 200 meter

Tingkat keasaman air (pH) di danau ini bahkan bisa mencapai 0 yang mana bisa melarutkan berbagai benda. Jika ada logam — seperti besi — dicelupkan ke dalam air niscaya akan langsung berkarat

6. Kapan waktu terbaik untuk api biru?

Jika tujuan kita ke Kawah Ijen adalah untuk melihat fenomena api biru maka kita harus menyesuaikan waktu kunjungan karana fenomena api biru tidak dapat kita lihat sewaktu-waktu. Api biru baru akan terlihat setelah hari beranjak gelap. Adapaun waktu paling ideal untuk melihat fenomena alam langka tersebut adalah pada dini hari antara pukul 2 hingga pukul 4

 

Featured image