Ada yang bilang bahwa mendaki gunung adalah perjalanan hati. Bagi mereka yang mau memaknai, mendaki gunung memang memiliki arti lebih dari sebuah perjalanan biasa. Ada banyak pelajaran yang bisa kita petik darinya

Mendaki gunung adalah sebuah refleksi dari perjalanan menuju kesuksesan. Ada tanjakan-tanjakan yang harus dilalui untuk sampai pada sebuah tujuan tertentu. Secara tidak langsung, mendaki gunung adalah sebuah media untuk menempa diri menjadi pribadi yang lebih tangguh dan tahan banting

Sayangnya, banyak pendaki masa kini yang kurang memaknai sebuah pendakian. Mereka menjadikan pendakian sebagai ajang untuk “pamer” dan sekedar mengikuti trend. Tanpa rasa malu, mereka melanggar peraturan-peraturan yang seharusnya ditaati

Bukan rahasia umum lagi bahwa sekarang gunung seperti telah menjadi tempat sampah. Banyak sampah dimana-mana. Hal ini semakin diperparah dengan adanya beberapa pendaki yang melanggar batas serta etika pendakian

Jumlah pendaki yang benar-benar mencintai alam dan menaati tata tertib memang sangat banyak. Tapi, pendaki yang bandel tersebut seperti setitik nila yang merusak susu satu gelas. Satu tindakan pelanggaran di gunung akibatnya bisa dirasakan oleh semua pendaki. So, sebaiknya kita tetap menjadi pendaki yang baik karna melanggar peraturan di gunung itu banyak ruginya

 

1. Merugikan diri sendiri

Jika kita melanggar aturan serta etika pendakian maka kita harus menanggung semua konsekuensinya. Sebuah konsekuensi yang tentu saja merugikan diri sendiri

Misalnya jika kita melanggar batas akhir pendakian di Gunung Semeru, jika terjadi insiden maka kita tidak berhak menyalahkan orang lain karna itu adalah akibat dari kesalahan kita sendiri yang melanggar batas pendakian. Atau jika kita kedapatan membawa bunga edelweis saat turun dan disuruh mengembalikan ke atas, kita juga tidak bisa protes karna ini memang kesalahan kita sendiri. Jika tidak ingin mendapatkan kerugian dan dirugikan, taatilah semua peraturan yang ada

 

2. Merugikan orang lain

Karna nila setitik rusaklah susu sebelanga

Peribahasa ini sangat cocok jika dialamatkan kepada seorang pendaki yang melanggar peraturan pendakian.

Misalnya jika kita melanggar batas pendakian dan terjadi sebuah kecelakaan, tentu kita membutuhkan tim SAR untuk mengevakuasi. Biasanya, jika ada kecelakaan di gunung maka pendakian ke gunung tersebut akan ditutup untuk sementara waktu

Selain akan merepotkan tim SAR, kita juga telah membuat kecewa teman-teman kita yang ingin mendaki gunung yang sama

 

3. Merusak alam dan pemandangan

Membuang sampah di gunung serta melakukan aksi vandal adalah tindakan paling kampungan yang pernah dilakukan semua pendaki dimanapun berada. Selain akan merusak lingkungan di gunung, hal ini juga akan merusak pemandangan natural yang ada di gunung

Jika tujuanmu ke gunung hanya untuk membuang sampah dan melakukan aksi vandal, sebaiknya tidur saja di rumah

 

4. Tidak keren

Tak perlu penjelasan panjang lebar. Melanggar peraturan pendakian itu sama sekali tidak keren dan tidak cerdas