Bagi kamu yang menyukai wisata sejarah, kota Sawahlunto di Sumatra Barat adalah kota yang wajib masuk dalam daftar wajib-kunjung. Sawahlunto adalah salah satu kota tua yang memiliki peran cukup penting di era penjajahan Belanda.

Kota kecil ini dulunya merupakan salah satu tempat eksplorasi tambang batubara oleh pemerintah Belanda sehingga mendapat julukan sebagai kota tambang. Pada saat industri tambang masih aktif pada medio 1892 hingga 1998, roda perekonomian di Sawahlunto bertumpu pada sektor tersebut. Hotel, toko, kafe hingga pasar tak pernah sepi pengunjung

Eksplorasi tambang batubara di Sawahlunto berakhir sekitar tahun 1998 akibat habisnya cadangan batubara di dearah tersebut. Perusahaan batubara terbesar yang beroperasi di kota tersebut — Bukit Asam — memutuskan untuk menghentikan aktivitasnya secara total pada tahun 1998. Semua karyawan dipindahkan ke area lain yang memiliki memiliki cadangan batubara

Sejak saat itu perokonomian di Sawahlunto seperti lumpuh. Namun, Sawahlunto kembali bagkit. Memanfaatkan bangunan-banguan tua peninggalan Belanda, pemerintah kota Sawahlunto menjadikannya sebagai objek wisata. Saat ini sebagian besar perokonomian di Sawahlunto berasal dari sektor wisata

Nah, berikut ini adalah 4 tempat paling bersejarah yang wajib kamu kunjungi saat sedang liburan ke Sawahlunto

 

1. Lubang Mbah Soero

mbah-soero1

Tempat pertama yang wajib kamu kunjungi saat sedang traveling ke Sawahlunto adalah Lubang Mbah Soero. Lubang Mbah Soero merupakan sebuah tunnel panjang yang digunakan untuk proses penggalian dan pengangkutan batubara pada jaman pemerintahan Belanda.

Panjang tunnel ini sebenarnya mencapai puluhan kilometer, namun yang digunakan untuk keperluan wisata hanyalah 186 meter saja. Di sepanjang tunnel telah dipasangi CCTV sehingga kamu tak perlu khawatir saat berjalan menyusuri tunnel ini. Selain untuk keperluan tambang batubara, tunnel ini dulunya juga digunakan untuk membuang mayat-mayat penduduk pribumi yang dieksekusi mati oleh Belanda. Selain itu tempat ini dulunya juga digunakan untuk memenjarakan para tahanan politik Belanda yang dikenal dengan orang rantai. Sebelum memasuki tunnel kamu bisa melihat foto orang rantai tersebut di Info Box yang merupakan awal dari penjelajahan Lubang Mbah Soero

Saat menelusuri Lubang Mbah Soero kamu sangat disarankan untuk menjaga sikap karna suasana disana agak sedikit mistis

 

2. Museum Goedang Ransoem

ransoem-2

Di museum ini kamu dapat melihat perlengkapan masak yang digunakan pada jaman dulu. Kamu pasti akan terheran-heran melihat ukuran tempat masak yang tidak biasa

Ukuran tempat masak di museum ini ada yang memiliki diamter 124 cm dengan tinggi 148 cm. Wow!. Jumlah pekerja tambang pada era kolonial jumlahnya sangat banyak sehingga membutuhkan perlengkapan masak dengan skala besar untuk memenuhi kebutuhan makanan para pekerja tersebut. Pada jaman dulu satu dapur umum bisa memasak hingga 65 pikul beras setiap hari

 

3. Museum Kereta Api

IMG_0455

Ingin merasakan sensari naik kereta api ala jaman pra-kemerdekaan? Di Sawahlunto ada sebuah tempat yang bisa kamu kunjungi yakni Museum Kereta Api. Semua yang ada disini, termasuk banganan stasiun, memiliki nuansa ala Belanda

Musem kereta api ini dulunya adalah stasuin kereta api yang dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1918. Lokasi museum ini berada di Jl Kampung Teleng dan beroperasi mulai pukul 08.00 s/d 17.00. Kecuali hari Senin, museum ini siap menerima kunjungan para traveler yang ingin merasakan naik kereta api jaman dulu.

Salah satu daya tarik utama museum ini adalah Mak Itam, yakni sebuah lokomotif bertenaga batubara. Lokomotif berwarna hitam tersebut siap menarik gerbong-gerbong kereta yang ada di museum untuk membawah pengunjung berkeliling kota Sawahlunto. Di museum ini juga terdapat peralatan perkeretapian yang usianya sudah lebihd ari 100 tahun

 

4. Hotel Ombilin

hotel ombilin

Inilah salah satu saksi bisu kejayaan Sawahlunto di masa lalu, Hotel Ombilin. Hotel ini pada jaman dulu sering digunakan sebagai tempat menginap tamu-tamu Belanda. Hotel ini dibangun pada tahun 1918. Tentu saja dengan arsitektur khas Belanda

Setelah kemerdekaan Indonesia, bangunan ini sempat beberapa kali mengalami alih fungsi. Termasuk sebagai kantor polisi militer kotamadya Sawahlunto tahun 197-an. Saat ini bangunan ini dikembalikan ke fungsi aslinya sebagai hotel. Kalau kamu mencari tempat menginap di Sawahlunto, kamu bisa menjadikan hotel ini sebagai referensi untuk semakin menjiwai wisata sejarahmu di Sawahlunto