Bagian sebagian besar orang, musik jazz mungkin kurang disukai. Iramanya tidak easy listening, musiknya terlalu berat. Aliran musik ini sendiri juga sering dianggap sebagai “musiknya orang pinter” sehingga segmennya memang tidak terlalu luas

Tapi, sekali kita menyukai musik ini, rasa suka itu akan terus tumbuh hingga akhirnya menjadi cinta. Dalam beberapa hal musik jazz sama seperti kopi. Mereka yang biasa minum kopi pasti akan merasa ada yang kurang jika dalam sehari saja tidak mengkonsumsi kopi. Begitu juga musik jazz

Ngomong-ngomong soal musik jazz, tahun 2016 ini mungkin adalah tahun yang dilematis bagi para penggemar jazz di Indonesia. Apa sebabnya? Karna ada dua festival musik jazz yang digelar pada bulan yang sama yakni Agustus. Kedua festival jazz ini terasa istimewa karna digelar di dataran tinggi. Sedihnya, kedua festival ini berada di dua tempat yang saling berjauhan. Satu di Bromo, Jawa Timur sedangkan satunya di Dieng, Jawa Tengah

Jazz Gunung dan Jazz Atas Awan. Begitulan nama dua event jazz tersebut. Jazz Gunung akan digelar pada tanggal 19 – 20 Agustus 2016 di Bromo. Sedangkan Jazz Atas Awan akan digelar lebih dulu yakni tanggal 5 Agustus 2016 di Dataran Tinggi Dieng. Nah, mupeng kan?

Sebelum memutuskan datang ke festival yang mana, cari tahu dulu tentang kedua festival jazz tersebut

Jazz Gunung

Foto: http://www.jazzgunung.com/

Namanya juga festival jazz, yang tampil di Jazz Gunung pastilah adalah musisi-musisi jazz. Jazz Gunung sendiri pertama kali digelar tahun 2009. Festival ini digagas oleh beberapa orang yang tentu saja suka dengan musik jazz. Mereka adalah Sigit Pramono, Butet Kartaredjasa serta Djaduk Ferianto. Nama-nama yang pasti tidak asing bagi pecinta seni. Festival ini sendiri digelar di panggung terbuka dengan latar belakang Gunung Bromo. Lokasi persisnya berada di Amfiteater Jiwa Jawa Resort Bromo, Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Tidak cuma wisatawan lokal saja yang datang ke festival ini. Turis asing juga banyak yang rela jauh-jauh datang demi menyaksikan sajian jazz di atas gunung dengan latar belakang alam Bromo yang indah. Konon, kelas festival ini sudah internasional

Jazz Atas Awan

jazz atas awan

Foto: http://www.wisatadieng.com/

Berbeda dengan Jazz Gunung yang merupakan acara tunggal, Jazz Atas Awan merupakan bagian dari rangkaian acara Dieng Culture Festival yang akan digelar mulai tanggal 5 – 7 Agustus. Jazz Atas Awan sendiri akan digelar sebagai acara puncak hari pertama Dieng Culture Festival. Sama seperti Jazz Gunung, Jazz Atas Awan juga menampilkan musisi-musisi jazz yang tidak kalah hebat. Menyaksikan mereka memainkan irama jazz di udara dingin Dieng tentu akan menjadi pengalaman yang mengesankan.

 

Alasan untuk datang ke kedua festival jazz

Seperti yang sama-sama kita tahu, Bromo dan Dieng merupakan dua destinasi wisata unggulan di propinsi masing-masing. Kedua tempat ini memiliki beberapa persamaan: sama-sama tempat terbaik untuk menikmati pemandangan golden sunrise, sama-sama punya pemandangan alam pegunungan yang indah, sama-sama bikin mupeng

Kedua tempat ini juga punya sosial budaya yang sama-sama unik. Kawasan Gunung Bromo kita tahu merupakan tempat tinggal dari Suku Tengger yang dipercaya sebagai keturunan asli Kerajaan Majapahit. Mereka menjadikan Gunung Bromo alias Gunung Brahma sebagai sebuah tempat yang suci. Setiap tahun, Suku Tengger mengadakan sebuah upacara adat yang dikenal dengan Yadnya Kasada di Pura Luhur Poten Bromo yang berada di kaki Gunung Bromo

Sosial budaya yang ada di Dieng juga tak kalah unik. Setiap tahun mereka melakukan sebuah ritual potong rambut gimbal. Ritual ini kemudian dikemas dalam Dieng Culture Festival untuk menarik para wisatawan. Anak-anak berambut gimbal di Dieng dikenal dengan nama Anak Bajang. Mereka dipercaya sebagai titisan dewa. Rambut gimbalnya tidak boleh dipotong sembarangan. Harus melalui sebuah ritual. Kalau tidak, sebuah bencana dipercaya akan menghampiri keluarga sang anak

Nah, dengan latar belakang alam yang indah serta sosial budaya yang unik tadi maka event jazz yang ada di Bromo dan Dieng ini tentu akan menjadi suguhan yang menarik. Menikmati musik jazz di panggung terbuka di atas gunung, siapa yang tidak pengen?

 

Featured image