Indonesia tidak cuma memiliki kekayaan budaya melimpah yang diakui dunia. Dalam sejarah perkembangan bumi, Indonesia juga punya peranan yang cukup penting

Sekitar 2 abad lalu Indonesia menjadi perbincangan masyarakat dunia akibat letusan gunung Tambora di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Letusan gunung Tambora menjadi perbincangan masyarakat dunia karna skala letusan yang besar serta efek yang ditimbulkan. Dalam hitungan skala letusan gunung berapi atau disebut Volcano Explosivity Index (VEI), letusan gunung Tambora masuk dalam skala 7 dari maksimal 8. Letusan ini bahkan lebih dahsyat dari letusan gunung Krakatau yang masuk dalam skala 6

Efek dari letusan gunung Tambora bahkan bisa dirasakan di sebagian besar belahan bumi bagian utara. Tidak hanya di Asia, tapi juga di Amerika hingga Eropa. Puncak letusan gunung Tambora terjadi pada sekitar April 1815. Saking dahsyatnya letusan gunung Tambora, suaranya terdengar hingga pulau Jawa, Bali, Madura bahkan Sumatra yang jaraknya 2.600 km dari Sumbawa. Akibat letusan ini pula, ketinggian gunung Tambora yang awalnya mencapai 4.300 mdpl tinggal menyisakan 2.851 mdpl

487px-VEIfigure

Skala letusan gunung berapi

Letusan gunung Tambora juga mengakibatkan lenyapnya tiga kerajaan di NTB: Kerajaan Tambora, Kerajaan Pekat dan Kerajaan Sanggar

Kini, setelah berlalu sekitar 2 abad, masyarakat di sekitar tambora telah bangkit. Banyak traveler pecinta alam yang melakukan pendakian gunung Tambora untuk mengenal lebih dekat gunung Tambora yang pernah menjadi sumber bencana tersebut. Kini, tanah-tanah di sekitar gunung Tambora telah berubah menjadi daerah subur sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat. Memang, selalu ada hikmah di balik setiap bencana

Sebagai traveler yang baik, sudah sepantasnyalah bagi kita untuk tidak hanya sekedar melakukan perjalanan. Tapi juga menghargai kearifan lokal serta sejarah. Hal ini akan membuat kita semakin memaknai perjalanan yang kita lakukan

Sekedar flashback agar kita senantiasa mawas diri dan menjaga lingkungan. Berikut ini adalah rangkuman efek letusan gunung Tambora sekitar 2 abad yang lalu

 

1. Menewaskan Lebih Dari 70.000 Orang

CCuC0KlUgAEGIFr

Angka korban yang ditimbulkan akibat letusan gunung Tambora tidak diketahui secara pasti. Sejumlah peneliti merilis angka yang berbeda tentang angka kematian letusan Tambora. Namun, dipastikan lebih dari 70.000 orang tewas akibat letusan gunung Tambora. Baik yang terbunuh secara langsung maupun yang meninggal pasca letusan akibat beberapa penyakit

Total yang terbunuh secara langsung akibat letusan tersebut sekitar 11.000 – 12.000 yang meliputi pulau Sumbawa dan pulau Lombok

 

2. Menyebabkan Perubahan Iklim Dunia

Satu tahun setelah letusan yakni tahun 1816 sering disebut sebagai tahun tanpa musim panas. Di tahun ini terjadi perubahan iklim dunia yang cukup drastis yang mengakibatkan gagal panen di berbagai belahan dunia. Tidak cuma di Indonesia saja. Di Eropa dan juga Amerika Utara efek ini juga bisa dirasakan

Tidak cuma gagal panen, efek letusan ini juga membunuh banyak ternak dan mengakibatkan bencana kelaparan. Benar-benar mengerikan

 

3. Menyebabkan Gelombang Tsunami di Beberapa Daerah Pesisir di Indonesia

tambora

Selama bulan April 1815, gunung Tambora tak henti-hentinya beraktivitas. Akibat kenaikan aktivitas tersebut berbagai macam bencana timbul. Salah satunya adalah terjadinya gelombang tsunami di sejumlah daerah pesisir di Indonesia

Tanggal 10 April gelombang tsunami setinggi 4 m terjadi di daerah Sanggar sekitar jam 10 malam. Tsunami setinggi 2 meter juga terjadi di daerah Situbondo, Jawa Timur. Tsunami lainnya juga terjadi di Maluku dengan ketinggian gelombang mencapai 2 meter

 

4. Kabut Kering Terjadi di Amerika Serikat

Akibat dari letusan gunung Tambora ini juga bisa dirasakan di daerah timur laut Amerika Serikat. Pada tahun 1816 muncul kabut kering yang mengurangi cahaya matahari disana sehingga suasana menjadi lebih gelap dari biasanya

Bahkan angin dan hujan tidak mampu untuk menghilangkan debu-debu tersebut. Belakangan, kabut tersebut diintefikasi sebabai kabut aerosol sulfat stratosfer

 

5. Tahun Terdingin Kedua di Belahan Bumi Utara Sejak Tahun 1400

Perubahan iklim besar-besaran terjadi tahun 1816. Perubahan temperatur permukaan sebesar -0,51, -0,44 dan -0,29 °C terjadi sepanjang 1816 hingga 1818

Tahun 1816 disebut-sebut sebagai tahun terdingin nomor dua di belaham Bumi utara sejak tahun 1400 masehi akibat letusan gunung Huaynaputina di Peru tahun 1600. Di beberapa daerah di Eropa juga terjadi badai salju yang cukup deras

 

Sumber referensi: WikiPedia dan Majalah National Geographic