Tahun 2016 sudah di depan mata. Menjelang tahun baru biasanya kita sering membuat resolusi yang ingin dicapai. Tak jarang resolusi yang kita buat adalah tentang perbaikan diri

Sebagai seorang traveler kita tentu ingin mengunjungi lebih banyak tempat di tahun yang akan datang. Lebih banyak kenalan baru, lebih banyak wawasan yang kita dapat dan sebagainya

Tahun 2015 adalah tahun yang cukup kelam dalam dunia traveling. Jika kamu memperhatikan berita-berita yang ada, banyak sekali kejadian-kejadian kurang menyenangkan yang melibatkan traveler. Di Malaysia, ada turis yang harus berurusan dengan pihak aparat karna kedapatan telanjang di Kinabalu. Di Indonesia juga ada beberapa berita yang kurang menyenangkan terkait kegiatan traveling. Yang paling menyedihkan adalah tewasnya seorang pendaki akibat jatuh ke kawah Merapi

Masih banyak lagi berita-berita suram soal traveling yang kita baca dan dengar di media. Kejadian-kejadian buruk tersebut sudah sepantasnya menjadikan kita lebih banyak berintrospeksi. Kita bisa belajar menjadi traveler yang lebih baik dengan tidak melakukan hal-hal bodoh selama traveling. Siapa tahu, tindakan baik yang kita lakukan bisa memberi contoh untuk traveler lain. Karna kebaikan itu dimulai dari diri sendiri. Yuk, mulai sekarang kita belajar menjadi traveler yang lebih baik. Bagaimana caranya?

 

1. Lebih taat terhadap peraturan yang ada

Hampir semua tempat wisata, baik yang di alam maupun yang di kota, memiliki peraturan. Entah itu tertulis atau tidak. Sebagai seorang tamu, sudah seharusnya kita menataati peraturan tersebut karna tujuan diberlakukannya peraturan tentu adalah baik. Kadang, karna iseng, kita sering melanggar peraturan yang ada. Misalnya menyentuh area terlarang yang jelas-jelas sudah ada tulisan “dilarang menyentuh”

Tindakan itu sepertinya sepele namun jika kita melakukannya, kita telah memberi contoh tidak baik ke traveler lain. Lama-lama kelamaan tindakan melanggar aturan ini akan menjadi budaya yang tentu saja tidak baik. So, untuk menjadi traveler yang lebih baik, kita bisa memulainya dengan lebih menaati semua peraturan yang ada. Tanpa terkecuali

 

2. Sayangi alam dengan cara yang benar

Alam, terutama gunung, merupakan destinasi terbaik jika tujuan kita adalah mencari inspirasi dan ketenangan. Sayangnya, beberapa waktu belakangan ini kondisi alam semakin rusak akibat kurangnya kesadaran para traveler untuk menjaga kelestarian alam. Yang paling kentara tentu saja adalah alam di gunung karna gunung adalah salah satu objek utama wisata alam

Sedih sekali kalau kita melakukan pendakian lalu melihat banyak sampah berserakan di beberpa titik track pendakian. Belum lagi kalau mendengar atau membaca berita kebakaran di gunung akibat dari percikan rokok atau api unggun. Sebagai makhluk Tuhan paling sempurna, salah satu tugas manusia adalah menjaga alam. Jadi, sudah seharusnya kita menjaga alam dengan lebih baik dan benar. Kalau ingin mendaki gunung, ya mendakilah tanpa harus meninggalkan sampah atau merusak ekosistem alam. Tetaplah jadikan alam sebagai tempat terbaik untuk mencari ketenangan dengan menjaga lingkungannya tetap asri

 

3. Ngeksis itu tidak salah. Asal tidak kebablasan

Sudah baca berita rusaknya Kebun Bunga Amarylis di Jogja?. CNN Indonesia memberikan judul “Taman Amaryllis Gunung Kidul Rusak Diserbu Pasukan Tongsis” untuk berita tersebut. Menurutmu, apa penyebab utama rusaknya kebun bunga tersebut?

Mudah sekali ditebak. Karna banyak orang yang ingin ngeksis di kebun bunga tersebut sehingga mereka tidak peduli dengan kondisi kebun buah itu sendiri. Yang penting ngeksis. Ngeksis (yang sekarang sangat identik dengan foto selfie) tidaklah salah. Namun kita tak bisa egois. Jangan hanya karna ingin terlihat eksis kita lantas tidak memperhatikan lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar serta keselamatan diri jauh lebih penting daripada sebuah foto di sosial media

 

4. Belajar memberi manfaat

Jangan mengira bahwa kita tak bisa memberi manfaat untuk oran lain saat traveling. Ada banyak sekali cara yang bisa kita lakukan. Salah satunya adalah dengan mengikuti kegiatan sosial yang dibungkus sedemikian rupa, sambil traveling

Kegiatan semacam ini (kegiatan sosial sambil traveling) sering disebut dengan voluntourism: volunteering dan tourism. Salah satu komunitas di Indonesia yang sering melakukan kegiatan voluntourism adalah Traveller Kaskus. Salah satu kegiatan voluntourism yang mungkin bisa kamu lakukan adalah mengajar di sekolah-sekolah pedalaman. Mirip yang dengan gerakan Indonesia Mengajar

 

5. Sebisa mungkin untuk menggunakan kamera, alih-alih smartphone

Kecenderungan kita ketika memotret perjalanan menggunakan kamera smartphone adalah buru-buru ingin menguploadnya ke sosial media. Hingga kita lupa untuk menikmati momen yang ada. Akan lebih baik jika kita berinvestasi pada kamera. Entah DSLR atau kamera poket seharga 1 jutaan

Selain hasil foto yang lebih bagus, kita juga akan membuka peluang untuk benar-benar menikmati perjalanan

 

6. Belajarlah menuliskan cerita perjalanan

Membagikan momen perjalanan melalui foto adalah kegiatan yang sangat mainstream. Anak muda biasanya menginginkan sesuatu yang beda. Kamu bisa mulai mencoba untuk membagikan pengalaman travelingmu melalui tulisan. Selain lebih inspiratir, menuliskan cerita perjalanan juga akan membuatmu lebih bahagia

Tulisan yang kamu buat tidak akan pernah hilang bahkan ketika kamu sudah mati. Pepatah Latin mengatakan “verba volant, scripta manent”: kalimat yang terucap akan hilang terbang, yang tertulis akan mengabadi

 

7. Belajar etika

Salah satu kunci menjadi traveler yang lebih baik adalah dengan belajar beretika. Terutama jika kita mengunjungi tempat-tempat ibadah seperti pura, candi dan tempat-tempat sejenis

Di Indonesia, tempat-tempat yang cukup rawan terjadi pelanggaran etika adalah Candi Borobudur serta Bali. Saat upacara Waisak di Candi Borobudur para turis biasanya berebut foto hingga mengganggu proses ibadah yang dilakukan para biksu. Sedangkan di Bali pelanggaran yang sering terjadi adalah para turis yang mengenakan pakaian kurang sopan ketika mengunjungi sebuah pura tertentu

Dimanapun kita berkunjung, menjaga etika serta menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan anarkis adalah sebuah kewajiban

 

Featured image