Lombok menjadi salah satu destinasi wisata favorite di Indonesia. Keindahan alam di Lombok telah berhasil memikat hati siapa saja untuk berkunjung kesana.

Salah satu waktu yang direkomendasikan untuk liburan ke Lombok adalah antara bulan Februari dan Maret. Ada sebuah festival budaya di Lombok yang menarik untuk dilihat. Festival tersebut adalah festival Bau Nyale yang merupakan festival tahunan di Lombok. Festival ini biasanya diadakan antara bulan Februari dan Maret, sesuai dengan kesepakatan pemeritantah serta tokoh adat

Festival ini diadakan di beberapa pantai selatan di Lombok yang berada di kabupaten Lombok Tengah. Biasanya event ini diadakan di pantai Selong Belanak, Tanjung Aan serta pantai Seger. Namun, pusat acaranya diadakan di pantai Seger. Seiring dengan perkembangan pariwisata di Lombok, pemerintah kabupaten Lombok Tengah membungkus tradisi suku Sasak ini dengan serangkaian acara untuk menarik wisatawan.  Selain Bau Nyale sebagai acara utama, festival ini juga menampilkan panggung hiburan serta beberapa kontes budaya

Untuk tahun 2015 ini festival Bau Nyale diadakan pada tanggal 9 s/d 10 Februari

 

1. Sejarah Bau Nyale

putri-mandalika

Bau Nyale berawal dari sebuah cerita rakyat suku Sasak (suku asli Lombok). Jaman dulu ada seorang putri cantik yang namanya putri Mandalika. Selain cantik putri ini memiliki perangai yang baik sehingga menggoda para kaum Adam. Banyak pangeran yang datang untuk melamar sang putri sehingga membuat sang putri menjadi bingung menentukan pilihan. Disisi lain, sang putri tidak mau terjadi pertumpahan darah diantara orang-orang yang meperebutkan dirinya. Karna bingung sang putri akhirnya memutuskan untuk menerjunkan diri ke laut

Mengetahui peristiwa ini masyarakat akhirnya mencari jasad sang putri namun tidak pernah ketemu. Alih-alih menemukan jasad sang putri, yang muncul justru binatang laut mirip cacing yang kemudian dinamakan Nyale. Nyale ini dipercaya oleh masyarakat sebagai jelmaan Putri Mandalika. Dari peristiwa ini kemudian muncul tradisi tahunan yang dinamakan Bau Nyale. Bau artinya menangkap sedangkan Nyale adalah binatang laut sejenis cacing

 

2. Pelaksanaan Bau Nyale

bau nyale 4

Pelaksanaan acara Bau Nyale dilakukan di beberapa pantai di kabupaten Lombok seperti pantai Selong Belanak, pantai Tanjung Aan hingga serta Seger. Namun, pusat acara diadakan di pantai Seger. Di pantai Seger ini terdapat sebuah monumen patung putri Mandalika sehingga acara pusatnya dilaksanan disini

Waktu pelakasaan festival ini dilaksanan antara bulan Februari hingga Maret dan biasanya berlangsung selama dua hari. Penentuan waktu pelaksanaan didasarkan pada penanggalan Sasak. Pemerintahan kabupaten Lombok Tengah melakukan koordinasi dengan tokoh adat sebelum menentukan tanggal acara. Penentuan pelaksanaan festival harus dengan saling koordinasi karna Nyale hanya muncul sekali dalam setahun

Kalau kamu ingin melihat festival Bau Nyale. Sebaiknya sering-sering update informasi mengenai tanggal pelaksaan Bau Nyale

 

3. Festival Bau Nyale dan Pesona Pariwisata Lombok Tengah

bau nyale 3a

Jika dibandingkan dengan beberapa objek wisata lain di Lombok — sebut saja pantai Senggigi, gunung Rinjani hingga Gili Trawangan — keberadaan pantai-pantai di Lombok Tengah memang masih kalah tenar. Padahal pesona pantai-pantai di Lombok Tengah tidak kalah indah. Pantai-pantai di Lombok Tengah bahkan masih sangat alami

Pemerintah kabupaten Lombok Tengah kemudian memanfaatkan event Bau Nyale untuk menarik wisatawan sekaligus mengenalkan pesona pantai-pantai di Lombok Tengah. Selain acara utama berupa kegiatan menangkap Nyale secara masal, dalam rangkaian acara Bau Nyale biasanya juga terdapat acara balapan kuda, parade budaya serta pementasan kolosal Putri Mandalika. Terbukti, festival tahunan ini tidak hanya dihadiri oleh masyarakat setempat namun juga berhasil menarik wisatawan untuk turut serta. Bahkan wisatawan yang datang ke festival ini tidak hanya wisatawan lokal namun juga wisatawan asing yang sedang atau ingin liburan ke Lombok

 

4. Manfaat Nyale Bagi Masyarakat Suku Sasak

bau nyale 2

Masyarakat suku Sasak sangat percaya bahwa Nyale bisa memberikan kemakmuran bagi hidup mereka, terutama dari segi pertanian. Nyale hasil tangkapan di pantai biasanya akan disebarkan di sawah-sawah agar tamanan tumbuh lebih subur. Selain itu, Nyale juga merupakan makanan yang cukup digemari oleh masyarakat suku Sasak. Nyale biasanya juga diolah menjadi lauk pauk seperti pepes dan peyek. Ada juga yang memanfaatkan Nyale sebagai obat kuat

Secara ilmiah, Nyale juga disebut sebagai Eunice Fucata. Penelitian ilmiah memang menunjukkan bahwa cacing ini memiliki kandungan protein hewani yang cukup tinggi. Maka wajar jika masyarakat suku Sasak gemar mengkonsumsi cacing ini