Satu dari sekian banyak alasan seseorang mendaki gunung adalah untuk berkontemplasi. Merenung tentang kehidupan atau menerawang ke belakang tentang berbagai peristiwa yang membawa kita pada titik yang sekarang

Mungkin ada yang menganggap bahwa mendaki gunung hanya dilakukan oleh orang-orang yang kurang kerjaan atau mereka yang ingin terlihat kekikian karna mendaki gunung kini sudah sangat mainstream. Man… ketika kamu mendaki gunung karna niat yang “tulus”, akan ada banyak sekali pelajaran hidup yang kamu dapatkan. Trust me

Mendaki gunung adalah salah satu cara yang dipilih seseorang untuk menempa mental dan ketangguhan diri. Mungkin benar bahwa mendaki gunung tak “sesakral” dulu dimana hanya segelintir orang saja yang memiliki hobi ini. Namun sekali lagi, tujuan mendaki gunung tiap-tiap orang pasti beda. Ada yang benar-benar mendaki gunung untuk belajar dan mendekatkan diri dengan alam, bahkan Tuhan

Kadang, kita menganggap hidup ini mudah. Padahal tidak. Kita juga sering melihat pencapaian orang lain dan membandingkannya dengan apa yang sudah kita dapat tanpa mau mengenal lebih jauh tentang batas kemampuan yang ada pada diri. Mendaki gunung — sedikit banyak — akan mengajarkan itu semua. Bahwa perjalanan menuju puncak itu tidak mudah. Bahwa kita harus tahu batas-batas kemampuan diri sehingga kita bisa bertahan

So, kembalilah mendaki dan selamat datang di universitas kehidupan bernama alam dimana kamu akan mendapatkan banyak sekali pelajaran yang tak ternilai. Merenunglah sejenak sambil menikmati pemandangan matahari pagi di gunung. Sebab, gunung selalu punya cara untuk mengajarkan kita banyak hal

 

Mendaki gunung mengajarkan kita tentang pentingnya sebuah proses

Hidup adalah sebuah perjalanan yang panjang. Meski Tuhan telah menetapkan batas usia seseorang, namun kita tak pernah tahu batas itu sampai kapan. Yang kita tahu, ada sebuah tujuan yang telah kita tetapkan dan kita harus berjalan untuk menuju tujuan tersebut. Dan kita juga tahu bahwa perjalanan menuju tujuan hidup tak pernah semudah menentukan tujuan itu sendiri. Banyak sekali lika-liku yang harus kita lewati. Terkadang kita juga dihadapan pada sebuah hambatan yang membuat kita hampir menyerah.

Perjalanan hidup memang tidak pernah mudah dan kita akan semakin menyadari ini ketika mendaki gunung. Untuk mencapai puncak gunung kita juga harus berjalan setapak demi setapak melewati medan yang penuh liku. Kadang menanjak, kadang menurun. Setelah berhasil sampai ke puncak, rasa bangga dan bahadia sudah pasti ada. Kemudian kita akan sadar bahwa untuk mencapai sebuah tujuan (puncak) itu ternyata memang butuh proses yang panjang dan melelahkan. Demikian halnya dengan hidup

 

Karna kita akan sadar betap kecilnya kita di hadapan semesta

Ketika sedang sendiri, pernahkan kamu berpikir tentang betapa luasnya alam semesta ini?. Bintang yang sering kita lihat pada malam hari — yang tampak begitu mungil itu — adalah kumpulan planet yang secara dimensi mungkin lebih besar dari Bumi. Jupiter saja yang ukurannya beberapa kali lipat dari Bumi terlihat begitu mungil. Kita?

Gunung yang kita daki hanyalah satu bagian kecil dari alam semesta yang maha luas. Dan kita sudah begitu kewalahan bahkan hanya untuk berdiri di puncak satu gunung. Melihat pemandangan dari puncak gunung, kita akan sadar betapa semesta ini memang maha luas. Kita, manusia dengan kemampuan fisik yang sangat terbatas ini, hanyalah setitik debu di hadapan semesta

 

Banyak keajaiban yang akan kita dapatkan saat mendaki gunung

Pemandangan sunrise dengan pendar oranye yang menentramkan, sapaan “hai” penuh keakraban dari orang-orang yang tidak kenal adalah sedikit dari sekian banyak keajaiban yang akan kita dapatkan saat mendaki gunung. Gunung selalu punya cara untuk menghadirkan keajaiban-keajaiban. Itulah yang membuat kita selalu rindu pada suasana pendakian