Seperti kata Saint Augustine, seorang filsuf dari abad ke-4. Dunia ini adalah sebuah buku, dan mereka yang tak melakukan perjalanan hanya membaca satu halaman saja.

Melakukan perjalanan adalah satu-satunya cara yang bisa kita lakukan untuk melihat dunia yang luas, dunia yang penuh dengan aneka rupa manusia, budaya, alam dan lain sebagainya.

Perjalanan tak hanya membuat kita tahu sisi lain dunia. Seringnya, perjalanan juga membawa efek baik bagi diri seseorang. Seseorang yang melakukan perjalanan ke tempat yang telah diimpikan akan cenderung merasa lebih bahagia. Tak jarang, sebuah perjalanan juga akan membuat seseorang menjadi lebih religius, lebih bijak, dan lebih terbuka.

Perjalanan (terutama solo travel), sedikit banyak juga akan membantu membentuk karakter seseorang. Ada banyak manfaat dari sebuah perjalanan yang sering tidak kita sadari. Seseorang yang sering melakukan perjalanan biasanya akan memiliki kebiasaan baik sebagai berikut:

 

1. Lebih bersyukur

Perjalanan lebih dari sekedar perpindahan fisik dari tempat A ke tempat B. Ia lebih dari sekedar jarak. Perjalanan juga tentang perubahan cara pandang. Kita bisa ambil contoh orang-orang yang melakukan perjalanan haji ke Mekah atau seseorang yang melakukan perjalanan spiritural ke Tibet, misalnya. Selain berniat mengunjungi tempat-tempat bersejarah dalam kepercayaan masing-masing, mereka juga punya tujuan lain terkait spiritual. Yang pada akhirnya akan membuat mereka punya cara pandang yang baru tentang kehidupan.

Pernahkah kamu duduk di stasiun lalu ada seorang bapak yang tiba-tiba curcol tentang betapa beratnya perjuangan menjual batu akik untuk membiayai sekolah anak-anaknya?. Atau, pernahkah kamu perhatikan betapa beratnya beban seorang porter yang membawakan carrier 80 liter dari seorang pendaki?. Semua itu akan menyadarkan kita bahwa kita bukanlah satu-satunya orang yang punya masalah di dunia. Kita pantas bersyukur atas semua yang kita miliki.

 

2. Lebih menghargai perbedaan

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki masyarakat yang majemuk. Ya budayanya, ya agamanya. Nyatanya, itu semua tak membuat kita terbelah (kecuali saat pemilu).

Kita akan semakin merasakan kemajemukan masyarakat di Indonesia saat mengunjungi sebuah tempat dengan kultur yang sama sekali berbeda dengan tempat kita tinggal saat ini. Hal itu secara tidak langsung akan membuat kita lebih menghargai perbedaan.

 

3. Lebih menghargai waktu

“Aku pernah bersama dengan orang-orang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.” -Imam Syafi’i.

Sebuah perjalanan selalu bersifat temporer, tak pernah abadi. Tujuan akhir dari sebuah perjalanan sejatinya adalah untuk kembali ke rumah.

Karna bersifat temporer, maka kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Apa yang akan kita lakukan, apa yang ingin kita cari. Semua akan kita lakukan dalam jangka waktu tertentu. Kemudian, kita akan sadar bahwa waktu itu benar-benar berharga. Menyia-nyiakan waktu adalah salah satu bentuk kesalahan terbesar karna kita tak akan pernah bisa mengulang waktu.

 

4. Tak lagi memandangan remeh seseorang

Kembali ke poin satu. Akan ada banyak ragam profesi/pekerjaan yang akan kita temukan saat melakukan sebuah perjalanan. Semuanya mempunyai tujuan yang sama: menyambung hidup. Porter memyambung hidup dengan menggantikan turis membawakan barang bawaan, guide menyambung hidup dengan bercerita kisah sejarah serta memandu turis ke tempat-tempat penting. Semua pekerjaan tersebut akan membuat perjalanan kita menjadi lebih mudah.

Hal serupa juga akan kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing orang melakukan pekerjaan sesuai keahlian masing-masing untuk membantu kebutuhan orang lain. Kita hidup untuk saling melengkapi.

 

5. Lebih kreatif

Di artikel terdahulu saya pernah menulis bagaiamana seorang Yoris Sebastian pernah mendapat sebuah keluhan dari salah seorang pembaca blognya tentang kreativitas yang mulai menurun. Ketika ditanya oleh Yoris kapan terakhir kali ia mengambil cuti liburan, pembaca tadi menjawab bahwa sudah cukup lama ia tak mengambil cuti liburan. Seketika, Yoris menyarankan pembacanya tadi untuk mengambil cuti liburan, break sejenak dari aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan.

Hal serupa juga sering dilakukan oleh orang-orang yang memiliki profesi yang mengharuskan mereka untuk berpikir kreatif. Pikiran yang fresh dan terbuka memang cenderung membuat seseorang menjadi lebih kreatif untuk memunculkan ide-ide segar.

 

6. Lebih teliti

Ada dua hal basic yang pasti akan kita lakukan sebelum memulai perjalanan: packing serta mencari referensi penginapan. Kedua hal ini mengharuskan kita untuk sangat teliti.

Saat packing, kita harus tahu betul apa saja barang yang akan kita bawa, termasuk yang berkaitan dengan identitas (KTP, visa dll). Untuk hal ini, ada baiknya untuk membuat check list.

Sedangkan untuk penginapan, kita harus benar-benar teliti soal harga serta fasilitas yang disediakan. Demi kenyamanan perjalanan yang kita lakukan.

7. Lebih fleksibel

Kenyataannya, tak semua yang akan kita dapatkan sesuai dengan ekspektasi di awal. Misalnya, kita membaca sebuah review tentang penginapan yang katanya bagus serta memiliki fasilitas yang lengkap. Setelah kita lihat, ternyata tak sesuai dengan yang kita baca.

Atau, kita membaca sebuah artikel tentang sebuah pantai yang katanya airnya bersih banget dan sepi pengunjung layaknya pantai pribadi. Nyatanya, pantai tersebut ramainya menyerupai pasar. Menjadi fleksibel adalah kunci untuk menghadapi segala sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi.