Ada yang bilang bahwa salah satu kebahagiaan di dunia ini adalah ketika impian kita bisa terwujud. Bisa liburan ke Lombok adalah salah satu impian saya ketika masih kecil

Dan impian itu akhirnya bisa terwujud pada akhir 2013 lalu ketika saya menghabiskan waktu 2 hari di pulau Lombok. Cerita itu berawal sekitar bulan september 2013 ketika saya akan melaksanakan sidang skripsi.

Waktu itu, menjelang ujian saya iseng mengabari beberapa teman via WahatsApp. Salah satu teman yang kebetulan bekerja di Denpasar, Zaki merespons dengan sebuah kalimat yang cukup membuat saya kaget. Dia menjanjikan akan mengajak saya liburan ke Lombok jika saya lulus. Singkatnya, ujian saya berjalan lancar dan saya dinyatakan lulus dengan beberapa revisi. Artinya, saya akan liburan ke Lombok!

Rasanya saya sudah tak sabar menantikan hari keberangkatan. Akhir November akhirnya saya berangkat. Jadwal liburan sempat berganti beberapa kali karna saya harus menyesuaikan hari libur si Zaki. Saya bahkan sempat mengganti jadwal kereta

Setelah hari yang ditentukan tiba akhirnya saya berangkat. Saya berangkat dari Solo menuju Denpasar sendirian. Karna budget yang tipis saya harus melakukan perjalanan melalui jalur darat via kereta ekonomi Sri Tanjung ke Banyuwangi disambung penyebrangan via kapal dari Ketapang ke Gilimanuk. Dari Gilimanuk baru kemudian disambung dengan sebuah mini bis menuju terminal Ubung di Denpasar

Sesampainya di Ubung saya segera menghubungi Zaki untuk minta dijemput. Waktu itu adalah Jumat pagi. Rencananya kita akan berangkat ke Lombok malam harinya. Jadi saya masih punya beberapa jam untuk menikmati kota Denpasar.

Waktu itu saya sempat jalan-jalan ke pantai Sanur dan Taman Puputan Margarana. Jumat malam sekitar pukul 8 kita akhirnya kita berangkat ke Lombok. Waktu itu kita naik motor. Untuk menyebrang ke Lombok kita harus menuju ke pelabuhan penyebrangan Padang Bai menuju pelabuhan Lembar yang ada di Mataram. Waktu penyebrangan dari Padang Bai menuju Lembar sekitar 4 jam.

Sekitar pukul 4 subuh akhirnya kita tiba di pelabuhan Lembar. Dengan memanfaatkan Google Maps kita langsung motoran menuju kontrakan Galih, teman kuliah Zaki yang kebetulan bekerja di Mataram. Sesampainya di kontrakan kita putuskan untuk istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan

 

#Day 1

Hari pertama di Lombok kita memutuskan untuk snorkeling ke Gili Trawangan. Dari Mataram perjalanan dilanjutkan menuju ke pelabuhan penyebrangan Bangsal. Perjalanan kesana melewati jalan Raya Senggigi.

Perjalanan ke pelabuhan Bangsal tak pernah membosankan karna pemandangan yang sangat indah. Sepanjang perjalanan kita disuguhi pemandangan pantai Senggigi di sebelah kiri, sedangkan sebelah kanan adalah area perbukitan hijau yang membuat pemandangan menjadi semakin indah.

Saya bisa dengan puas menikmati pemandangan karna saya bonceng di belakang.

Sekitar satu jam perjalanan akhirnya kita sampai di pelabuhan penyebrangan Bangsal. Untuk menyebrang ke Gili Trawangan kita harus menaiki sebuah perahu penyebrangan. Satu perahu bisa menampung sekitar 50-an orang. Waktu tempuhnya kira-kira 15 menit

Sampai di Gili Trawangan kita langsung mencari warung makan paling ekonomis untuk mengisi perut yang kosong.

Setelah perut terisi, kita langsung mencari perahu yang akan membawa kita snorkeling. Ada dua jenis perahu yang ditawarkan oleh rental yakni private boot — yang bisa digunakan untuk satu rombongan — serta public boot yang bisa digunakan untuk menampung beberapa rombongan

Karna yang akan snorkeling hanya saya dan Zaki (Galih dan Surya memilih untuk tidak ikut), akhirnya kita putuskan untuk menggunakan public boot bersama para bule

20131207_152224

Fyi, di Gili Trawangan ini lebih didominasi oleh wisatawan asing. Isi perahu yang kita sewa saja kebanyakan adalah turis dari Brasil. Dari rombongan yang jumlahnya sekitar 40 orang, cuma ada 7 orang yang merupKan WNI: Saya beserta Zaki, dua orang wisatawan lain, serta 3 orang kru perahu. Sisanya bule semua

Saya sebenarnya sempat bimbang ketika memutuskan untuk ikut snorkeling. Maklum, saya belum pernah melakukan snorkeling sebelum ini. Skill berenang saya juga masih payah. Tapi karna saya tahu bahwa saat snorkeling nanti saya akan memakai pelampung, saya nekat untuk ikut snorkeling. Lagipula, rugi dong sudah jauh-jauh ke Trawangan kalau tidak mencoba snorkeling.

Rute perjalanan snorkeling ini akan melewati Gili Air dan Gili Meno. Perahu akan berhenti di beberapa titik yang paling cocok untuk melakukan snorkeling. Waktu itu perahu yang kami sewa akan behenti di 3 titik snorkeling

Sampai di titik snorkeling pertama tiba saatnya untuk melakukan snorkeling. Setelah pelampung dan sepatu katak selesai dikenakan semua peserta langsung terjun ke laut untuk menikmati indahnya dunia bawah laut. Sedangkan saya masih ragu antara iya dan tidak untuk ikut terjun ke laut. Setelah diyakinkan oleh salah satu kru perahu akhirnya saya nekat untuk terjun ke laut. Byur!

Saya langsung takjub ketika melihat betapa indahnya dunia bawah laut di Gili Trawangan. Indah sekali. Berbagai jenis ikan warna-warni terlihat berenang kesana kemari dengan manjanya. Rasanya ingin sekali berenang bersama mereka. Pemandangan semakin indah dipadu dengan berbagai tumbuhan laut yang juga warna-warni. Rasanya benar-benar mengagumkan bisa melihat keindahan bawah laut dengan air yang bersih seperti di trawangan. Dan saya yakin tak cuma saya yang kagum dengan keindahan kecil ini. Para bule yang ikut bersama rombongan pastilah juga takjub dengan keindahan dunia bawah laut di Trawangan.

20131207_145036

Setelah puas menikmati keindahan bawah laut di titik pertama ini akhirnya saya putuskan untuk kembali ke perahu. Beberapa rombongan lain rupanya juga melakukan hal yang sama. Setelah semua anggota rombongan tiba di perahu, salah satu kru kembali menyalakan mesin untuk membawa kami menuju titik snorkeling selanjutnya

Setelah tiba di titik snorkeling yang kedua, para anggota rombongan — termasuk saya tentu saja — segera terjun ke laut untuk memulai penjelajahan bawah laut sesi kedua. Di titik kedua ini tak kalah menarik. Menurut kru perahu disini kita bisa melihat penyu raksasa. Dan benar, saya sempat melihat binatang bertempurung tersebut sedang berenang dengan bebasnya bersama para ikan. Saya sempat berenang mengikuti penyu tersebut sampai akhirnya dia berenang ke area yang lebih dalam hingga akhirnya saya berhenti mengikutinya. Sayang waktu itu saya tak sempat menyewa kamera bawah air sehingga tak bisa mengabadikan momen indah ini

Setelah puas dengan snorkeling sesi kedua akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke perahu. Kepala saya sempat terasa agak pusing ketika berenang menuju ke perahu. Saya pikir saya sedang mengalami mabuk laut, tapi untunglah tidak terlalu parah. Saya masih bisa berenang hingga ke perahu

Setelah semua anggota rombongan tiba di perahu, salah satu tim kembali menyalakan mesin untuk memacu perahu. Kali ini kita akan dibawa ke Gili Meno untuk beristirahat sambil mengisi perut

Di Gili Meno semua peserta rombongan — kecuali saya dan Zaki — sibuk menyantab makanan di salah satu cafe. Sementara saya dan Zaki lebih memilih berkeliling gili untuk melihat-lihat suasana sekitar. Di Gili Meno ini terdapat beberapa cafe dan toko oleh-oleh. Saya menyempatkan diri mampir ke beberapa toko untuk melihat-lihat meskipun tidak ada item yang saya beli 😀

Setelah semua anggota rombongan selesai makan dan istirahat sejenak, perjalanan kembali dilanjutkan menuju spot snorkeling ketiga sebelum menuju ke Gili Air. Di spot ketiga ini saya memutuskan untuk diam saja di perahu karna badan sudah cukup lelah. Lagipula saya tetap masih bisa menyaksikan kehidupan bawah laut melalui lantai perahu yang transparan, walau sangat terbatas. Saya juga bisa menikmati pemandangan laut lepas yang begitu indah

Beberapa menit berada di atas perahu hujan akhirnya turun. Para anggota rombongan yang tadinya terjun ke laut buru-buru naik ke atas perahu. Siang itu, setelah melalui sebuah diskusi singkat, perahu kami akhirnya tak jadi ke Gili Air. Selain karna hujan, waktu yang sudah menjelang sore menjadi alasannya. Maka jadilah, kita langsung kembali ke Gili Trawangan

Sampai di Gili Trawangan saya dan Zaki langsung mencari Galih dan Surya. Berempat kami berjalan ke masjid yang terdapat di Gili Trawangan untuk melaksanakan sholat asar

Hari semakin sore, setelah selesai sholat asar kami memutuskan untuk jalan-jalan sebentar di Gili Trawangan sembari menunggu perahu yang akan membawa kami kembali ke Bangsal. Perahu yang kami tunggu adalah perahu terakhir sehingga kami tak boleh ketinggalan, atau kami tak akan bisa pulang.

Tak lama kemudian perahu yang kami tunggu akhirnya datang. Kami segera naik keatas perahu. Sore itu, sekitar pukul 16.30, kami meninggalkan Gili Trawangan yang cantik

 

#Day 2

Selong Belanak

Hari kedua di Lombok kami putuskan untuk menjelajahi pantai-pantai yang ada di Lombok Tengah. Ini berdasarkan rekomendasi dari Galih, teman di Lombok yang kami tumpangi menginap sekaligus menemani ke Gili Trawangan kemarin

Katanya, pantai di Lombok Tengah cantik-cantik dan tidak terlalu ramai. Tujuan pertama kami waktu itu adalah pantai Selong Belanak. Kami berangkat dari kontrakan yang berada di kota Mataram sekitar pukul 8 pagi. Membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan naik kendaraan bermotor untuk bisa sampai ke pantai ini. Perjalanan ke pantai ini sangat menyenangkan apalagi jika sudah memasuki area pedesaan. Pemandangannya sungguh indah

Kondisi jalanan menuju pantai sendiri tidak terlalu bagus walau juga tak bisa dibilang jelek

Setelah tiba di pantai Selong Belanak saya langsung takjub dengan suasana pantai ini. Airnya biru banget!

Pasir di pantai ini juga putih bersih. Saya langsung melepas alas kaki untuk berjalan menyusuri pantai bertelanjang kaki. Benar kata Galih, pantai ini masih sangat sepi. Ketika kami tiba disana tidak banyak pengunjung yang datang. Kami hanya menjumpai beberapa penduduk lokal yang sedang bermain bola serta beberapa nelayan yang sedang memperbaiki perahu. Padahal hari itu adalah hari Minggu.

Fasilitas yang dimiliki pantai ini pun hanya sekedar tempat parkir. Belum ada fasilitas apapun. Tak ada toilet apalagi warung. Benar-benar masih alami

20131208_104150

Pantai Selong Belanak ini sangat landai dan dikelilingi oleh bukit-bukit hijau yang membuat pemandangan menjadi semakin indah. Di bagian sebelah timur terdapat tumpukan batu-batu halus berwarna hitam untuk menambah suasana indah di sekitar pantai. Dari sini kita bisa menikmati pemandangan indah pantai Selong Belanak sambil duduk-duduk santai

Walau sangat takjub dengan pesona pantai Selong Belanak saya tak banyak bermain dengan air disini. Saya cuma berjalan di pinggiran pantai sembari merasakan lembutnya pasir di telapak kaki. Saya juga sempat menikmati pemandangan indah pantai Selong Belanak dari batu-batu halus yang ada di sisi sebelah timur pantai. Puas bermain di Selong Belanak kami akhirnya beralih ke pantai selanjutnya: Mawun

20131208_104506

 

Mawun

Tidak terlalu jauh dari pantai Selong Belanak ada pantai lain yang tak kalah biru. Namanya pantai Mawun. Sama seperti Selong Belanak, air di pantai ini biru banget

Sama seperti pantai Selong Belanak, pantai ini juga masih sepi. Namun, di pantai ini sudah terdapat fasilitas toilet walau sangat sederhana. Tak ada warung apalagi penginapan

Setelah memarkir motor kami langsung mencari tempat yang agak teduh untuk menyantab nasi yang kami beli di perjalanan. Di pantai ini terdapat sebuah pohon yang agak rimbun. Pohon ini biasa digunakan oleh pengunjung untuk berteduh sembari menikmati menikmati indahnya pantai di Mawun. Ada beberapa pengunjung yang menggelar tikar untuk tiduran di pantai ini. Sementara beberapa puluh meter dari pohon terlihat dua orang bule sedang asik berjemur

20131208_130744

Saya sudah tak sabar untuk segera bermain air. Setelah selesai menyantab makan siang saya langsung menuju ke pantai untuk berenang. Brrr segar rasanya berenang di pantai yang airnya biru seperti Mawun ini. Berbeda dengan Selong Belanak, pantai Mawun cenderung curam di bibir pantainya. Kedalaman di bibir pantai bisa mencapai lutut orang dewasa.

Ada juga beberapa bule yang membawa papan selancar ke pantai ini meskipun ombaknya tidak terlalu besar. Papan seluncur tersebut lebih sering digunakan untuk mengambang di tengah pantai daripada berselanjar. Pantai Mawun juga dikelilingi oleh bukit-bukit hijau yang membuat pemandangan semakin komplit. Di sisi sebelah selatan pantai ini ada sebuah bukit yang cukup tinggi. Dibawahnya terdapat bebatuan karang hitam dengan ikan-ikan kecil yang sedang berenang manja. Penasaran dengan pemandangan pantai dari ketinggian saya akhirnya memutuskan untuk naik ke bukit. Pemandangannya wow banget!

Saya benar-benar puas bermain air di pantai Mawun. Rasanya beda sekali dengan pantai-pantai lain yang saya kunjungi. Mungkin karna pasir serta air birunya yang membuat suasana menjadi beda. Mungkin karna suasananya yang tidak terlalu ramai. Atau mungkin karna hati saya sedang bahagia. Entahlah, yang pasti seru 🙂

Puas bermain air di pantai Mawun kamu melanjutkan penjelajahan ke pantai berikutnya: Pantai Seger

Pantai Seger

Entah kenapa namanya pantai Seger. Yang jelas, suasana di pantai ini benar-benar segar. Tiba di pantai ini saya merasa seperti sedang syuting acara Jejak Petualang. Suasananya benar-benar aduhai. Pantai Seger ini terdiri atas beberapa bagian. Salah satu bagian pantai ini adalah halaman belakang dari Novotel. Di sekitar pantai Seger ini memang terdapat sebuah resort (Novotel) yang biasa digunakan wisatawan untuk menginap. Halaman belakang resort tersebut mengarah langsung ke pantai Seger. Wah!

Di salah satu bagian pantai Seger ini terdapat monumen patung Putri Mandalika. Putri Mandalika sendiri merupakan sebuah cerita legenda masyarakat suku sasak (suku asli Lombok). Saya sendiri waktu itu berenang di sekitaran patung ini

20131208_142255

 

Waktu itu kami sangat beruntung karna bertemu dengan beberapa anak lokal yang kebetulan juga sedang berenang disana. Katanya mereka baru saja selesai mancing

Awalnya anak-anak ini agak malu-malu. Namun akhirnya mereka mau membaur bersama kami. Di dekat patung Putri Mandalika ada sebuah jembatan rusak yang sudah tak terpakai. Dari jembatan ini anak-anak tadi bermain lompat-lompat ke dalam air. Saya tak mau ketinggalan. Nggak apa-apa dibilang seperti anak-anak. Lagipula, masa anak-anak itu seru, kan? 😀

Saya mencoba untuk tidak menjadi asing bagi mereka, karna traveler tak merasa bahwa dirinya asing. Everywhere we stay, feels like home. Saya benar-benar bahagia dengan pengalaman pertama saya jalan-jalan ke Lombok

20131208_145642

 

Tak terasa hari semakin sore. Anak-anak tadi pamit untuk pulang. Sebelum pulang si Surya, salah satu teman saya memberikan beberapa lembar uang jajan untuk mereka

Setelah anak-anak tadi pulang, tak lama kemudian kami juga pulang. Langit sedang mendung waktu itu dan hari juga sudah semakin sore jadi kami memutuskan untuk tidak lama-lama lagi di pantai Seger

Sebelum pulang kami menyempatkan diri mampir ke pantai Tanjung A’an dan pantai Kuta. Kami cuma mampir dan foto-foto sebentar. Cuaca semakin mendekati hujan sehingga kami tak punya banyak waktu untuk bermain-main lagi. Kami pulang sekitar pukul setengah 5 sore

Sebelum pulang kami mampir ke sebuah toko oleh-oleh di pinggir jalan menuju ke Mataram. Di toko ini kami berpisah. Saya dan Zaki langsung menuju ke pelabuhan Lembar untuk kembali ke Mataram sedangkan Surya dan Galih harus kembali ke Mataram karna esoknya sudah kembali bekerja

Lombok was amazing. No doubt!

Cerita ini ditulis oleh Aliko Sunawang. Seorang pemuda tanggung asal Solo yang suka melepas kegalauan dengan jalan-jalan ke gunung dan sawah. Dia bisa disapa di Twitter @sunawang