Cerita ini memang bukan cerita tentang perjanan liburan. Tapi berhubung masih ada hubungannya dengan liburan. Keseruannya terlalu indah untuk disimpan sendiri

Jadi, hari minggu kemaren (7/6/2015) saya mengikuti acara talk show yang diadakan oleh teman-teman Traveller Kaskus. Acara ini menghadirkan pembicara-pembicara keren di bidang mereka masing-masing. Ada Ridho Mukti (Traveller Kaskus), Mas Bintang (Ocean of Life), serta Mas Barry Kusuma (seorang travel fotografer. Yang tidak kenal, kuper banget :p)

To be honest, yang membuat saya tertarik untuk mengikuti acara ini adalah kehadiran mas Barry. Saya sangat penasaran dengan perjalanan beliau menjadi seorang travel fotogtager yang sudah berkeliling sebagian besar wilayah indonesia. Dan itu bikin iri

Di luar ekspektasi, semua pembicara ternyata punya cerita yang sangat menarik. Mereka mampu menceritakan pengalaman masing-masing yang semuanya masuk dalam ruang lingkup voluntourism

Secara keseluruhan, acara kemaren sangat menarik bagi saya

Saya datang ke acara tersebut sama si Ian. Seperti biasa, kalau dia sedang di Jogja saya lebih memilih untuk ke Jogja naik kereta dan minta tolong dia untuk menjemput di stasiun.

Acara talk show diadakan di galeri hotel Prawirotaman jam satu siang. Saya berangkat dari Solo jam 11 siang naik kereta Sriwedari. Jam 12 saya sudah tiba di Stasiun Tugu. Melalui WhatsApp, saya kabarin si Ian bahwa saya sudah tiba di stasiun. Di sebrang sana si kampret ini membalas dengan kalimat yang bikin saya gemes. Kayak gini nih

“iye aku mandi dulu”

Kampret kan?. Padahal pas sampai di Maguwo saya sudah kabarin dia. Bendungan (baca: damn)

Sekitar sejam menunggu akhirnya si Ian dateng. Tanpa basa-basi kita langsung jalan ke tempat acara. Namun diselingi dengan mampir makan siang di kawasan Wijilan. Sampai galeri hotel saya dan Ian langsung melakukan registrasi. Rupanya acara belum dimulai. Selagi menunggu acara dimulai, saya mencari mushola untuk sholat dhuhur

Sekitar jam dua acara baru benar-benar dimulai. Saya begitu excited untuk menunggu mas Barry Kusuma. Kebetulan dia kebagian sesi akhir

WP_20150607_006  

Seperti yang saya bilang, semua pembicara mampu menyampaikan materi dengan sangat menarik. Konsep voluntourism benar-benar membuat saya merasa kagum dengan pelakunya. Bagi saya, mereka adalah seorang pahlawan. Setiap kali ada orang yang menceritakan pengalamannya melakukan voluntourism, saya semakian yakin bahwa traveling bukan hanya upaya untuk mencari hiburan yang kadang terkesan hedonis. Kalau kita mau sedikit saja peduli, ada banyak kegiatan sosial yang bisa kita lakukan dengan cara yang lebih menyenangkan: Sambil jalan-jalan.

Atau kalau tidak, minimal kita bisa belajar dari pengalaman-pengalaman yang kita dapatkan selama perjalanan

Kembali ke acara talk show. Memasuki sesi tanya jawab, acara semakin menarik. Paparan dari para pembicara diperjelas dengan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh peserta. Walau tidak terlibat dalan sesi tanya jawab ini, saya merasa sangat menikmati komunikasi dua arah yang terjalin antara pembicara dan peserta. Acaranya menjadi benar-benar hidup. Saking serunya, acara yang tadinya diagendakan selesai jam 5 jadi molor sampai jam 6. Itupun harus dengan mengorbankan beberapa peserta yang masih ingin bertanya (termasuk saya yang tadinya mau tanya sama mas Barry Kusuma)

Acara ditutup dengan sesi foto bersama 

Selesai acara, saya langsung pulang. Saya minta tolong sama Ian untuk diantar ke stasiun. Selama perjalanan ke stasiun saya merasa was-was akan kehabisan kereta ke Solo karna waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam

Dan benar. Semua tiket kereta ke Solo sudah habis terjual. Ada sih kereta tambahan, tapi baru akan berangkat jam 9 dan tiketnya pun cukup mahal. Jadilah saya memutuskan untuk pulang naik bis. Dan disinilah keseruan berawal

Si Ian mengantarkan saya ke fly over Janti untuk mencari bus jurusan Surabaya. Enggak pakai lama bis pun langsung datang. Kebetulan waktu itu yang datang pertama kali adalah bis Sumber Kencono (yang sekarang sudah di-rebrand menjadi Sumber Selamat dan Sugeng Rahayu). Saya sebenarnya agak males naik bus ini karna sopirnya sering ugal-ugalan. Ditambah lagi suasama bis yang sering over capacity alias sumpek. Tapi, berhubung waktu semakin malam, saya akhirnya memutuskan untuk tetap naik

Kondisi bis waktu itu sudah penuh. Namun saya masih dapat tempat duduk di kursi sebelah kanan (satu baris dengan sopir). Walau lelah, muka saya masih sangat segar saat duduk di kursi bis. Lama kelamaan saya jadi merasa ngantuk dan tertidur

Sewaktu di bis saya tidak merasakan keanehan sama sekali. Di samping kanan saya ada seorang pemuda tanggung yang sedang tertidur. Sedangkan di sebelah kiri ada seorang pemuda lain yang sedang membuka peta wisata Jogja. Selebihnya, tidak ada yang aneh dan mencurigakan sama sekali

Hingga pada akhirnya setelah saya sampai di parkiran Stasiun Purwosari, barulah saya sadar bahwa dompet saya sudah tidak ada pada tempatnya.

Dompet merk Rei warna coklat itu tadinya saya taroh di tas seperti biasa. Namun, setelah saya mencari kartu parkir yang tadinya saya kira ada di dompet, barulah saya sadar bahwa dompet saya telah hilang. Saya sempat panik karna takut kartu parkir saya ada di dompet itu. Syukurlah, ternyata kartu mungil itu saya taroh di kantong celana. Dan beruntungnya lagi, saya masih menyimpan uang receh di kantong celana lainnya untuk bayar parkir. Kalau tidak, bisa dipastikan saya akan pulang jalan kaki karna hape saya sudah mati kehabisan battery. Dan urusan pasti akan jadi tambah panjang

Ini adalah pengalaman kecopetan pertama saya. Dan semoga menjadi yang terakhir. Setelah dipikir-pikir, ada banyak hikmah yang bisa diambil dari peristiwa ini. Salah satunya saya jadi punya dompet baru 🙂