Sebagai manusia biasa, tentu kita pernah merasakan bagaimana manisnya jatuh cinta. Dan kita semua pasti juga setuju bahwa cinta itu kadang hanya manis di awal. Pada akhirnya, ia sering membuat kita patah walau ada juga cinta yang berakhir bahagia

Saat patah hati, banyak hal yang coba dilakukan oleh orang-orang. Curhat ke teman, berkeluh ke orang tua, bahkan traveling. Cara yang terakhir (traveling) sepertinya menjadi cara terbaik yang membuat kita lebih cepat move on. Traveling akan membuat kita melihat dan merasakan hal baru yang pada akhirnya akan membuat kita lupa akan masalah yang kita hadapi. Diri kita yang baru akan kita temukan setelah pergi sejenak dari rumah

Kalau disuruh memilih, semua orang pasti tak ingin memilih merasakan sakit. Tapi kita tak bisa mengatur hidup. Kita hanya bisa merencanakan dan menjalani semua yang ada. Akhir dari usaha yang kita lakukan untuk mempertahankan sesuatu yang kita miliki — termasuk cinta — ada di tangah Sang Maha Kuasa

Jika saat ini kamu sedang patah hati dan terasa berat untuk bangkit, cobalah untuk pergi sejenak dari rumah. Bukan untuk selamanya. Hanya untuk membuat kita sadar bahwa dunia ini lebih luas dari yang kita tahu. Ada banyak manusia, ada banyak kesempatan dan ada banyak hal yang lebih membahagiakan dari sekedar cinta

 

Traveling akan membuat kita meninggalkan tempat yang sama

Salah satu hal yang membuat kita susah move on adalah seringnya kita melihat tempat yang sama. Terutama kalau kita berada di lingkungan yang sama dengan orang yang membuat kita patah hati. Kampus, misalnya. Terlalu sering melihat tempat yang sama akan membuat kita teringat kembali kenangan-kenangan yang pernah terjadi di tempat itu. Kalau begini terus, ya wajar kalau susah move on

Traveling yang jauh akan membuat kita melihat banyak tempat baru. Lalu kita akan sadar bahwa ternyata dunia luas sekali. Ada banyak tempat bagi kita untuk singgah dan meletakkan hati

 

Traveling akan membuat kita bertemu dengan hal baru

Di Sembalun, kita akan melihat para petani yang setiap hari bekerja dengan senyum. Di Wae Rebo, kita akan melihat anak-anak menebar tawa bahagia sambil bernyanyi. Atau simply, di TK dekat rumah kita, anak-anak terlihat begitu ceria bermain sambil belajar bersama teman-teman mereka. Lihat, banyak sekali hal yang sebenarnya bisa membuat kita bahagia. Kalau kita mau

Traveling ke tempat-tempat yang baru akan membuat kita melihat hal baru. Selama ini mungkin kita tak tahu bagaimana kopi diproses menjadi bahan minuman yang nikmat. Atau bagaimana padi diproses menjadi beras. Atau mungkin bagaimana para nelayan menangkap ikan untuk untuk menghidupi keluarga. Terlalu banyak hal yang belum kita tahu. Dan kita akan mengetahui itu semua setelah mengepak ransel dan melangkahkan kaki ke tempat yang jauh

 

Inspirasi baru akan datang tanpa kita duga

Tujuan awal kita traveling mungkin untuk mengobati hati yang terluka. Tapi siapa tahu, justru inspirasi lah yang kita dapat. Insprasi yang akan mengubah hidup kita selanjutnya. Kamu mungkin tak pernah menyangka bahwa inspirasi terciptanya kamera GoPro datang ketika pendirinya, Nick Woodman sedang berselancar di Bali. Steve Jobs, orang yang kita kenal sebagai sosok revolusioner itu juga mendapatkan banyak inspirasi ketika melakukan perjalanan spiritual ke Asia. Tanpa perjalanan itu, belum tentu ada produk-produk Apple yang terkenal memiliki design yang menawan

Kamu juga bisa mendapatkan hal yang sama saat traveling. Karna inspirasi itu seperti jelangkung. Datang tak diundang, pulang tak diantar. Bisa datang kapan saja tanpa kita duga

 

Ternyata lebih banyak hal menarik dari sekedar cinta

Manusia memang butuh cinta untuk menyempurnakan hidup. Tapi proses untuk menemukan cinta itu sendiri juga bukan perkara mudah. Bahkan ada banyak kasus dimana seseorang kehilangan cinta yang telah ia dapat dengan cara yang kita anggap sepele. Kembali ke poin dua, ada banyak hal baru yang akan kita dapatkan ketika traveling yang akan membuat kita membatin “oh, ternyata masih banyak cara untuk bahagia”

 

Traveling akan membuka pikiran kita

Satu hal yang harus kita sadari adalah bahwa dunia bukan pabrik pengabul keinginan. Kita mungkin ingin mencintai satu orang saja seumur hidup. Tapi, waktu yang terus berjalan juga bisa merubah segalanya. Cinta bisa berubah jadi benci. Begitupun sebaliknya. Traveling sejatinya bukan sekedar tentang destinasi. Traveling juga tentang apa-apa yang kita temukan dan rasakan dalam perjalanan itu sendiri. Setelah melewati masa-masa kontemplasi, kemudian kita akan sadar bahwa mungkin beginilah cara Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa ia bukanlah orang yang tepat untuk kita

 

Featured image