“Tahun ke empat kami masih sempat”. Begitulah tema camping ceria dalam rangka ulang tahun komunitas Info Gunung Chapter Jogja hari Minggu (27/11/2016) kemaren. Ide itu muncul dari Mas Roni, salah satu teman di Chapter Jogja.

Kenyataannya, orang-orang di Chapter Jogja memang sudah banyak yang kembali ke daerah asal, atau daerah lain untuk berbagai urusan. Hanya beberapa yang masih tinggal di Jogja. Dan di usianya yang ke-empat ini, mereka kembali ke Jogja demi sebuah kebersamaan yang tak akan terlupakan.

Acara kumpul-kumpul ini pun bisa dibilang mendadak karna pembahasan hanya dilakukan dua minggu sebelum hari H. Itupun masih pakai acara guyonan yang kadang membuat pembahasan jadi tidak fokus. Persiapan mepet itu jugalah yang membuat acara ini diadakan tanpa atribut apapun. Tahun lalu kami masih sempat bikin banner dan koas serta mengundang beberapa komunitas tetangga. Tahun ini benar-benar polos. Tanpa embel-embel apapun kecuali niat untuk kumpul bersama, becanda bersama dan menciptakan kenangan bersama.

Justru karna lebih polos itu, saya merasa anniversary tahun ini lebih intim. Suasana kekeluargaannya juga lebih terasa. Saya sempat benar-benar terharu ketika Mas Yan — yang jauh-jauh datang dari Malang — bilang kalau di Malang tidak ada yang seperti ini. Meski kalimat itu diucapkan dengan nada becanda (dan disambut dengan becanda juga), tetap saja saya bisa menangkap keseriusan dari mimik muka Mas Yan. Saya semakin yakin bahwa kebersamaan itu mahal harganya. Bahkan mungkin tak ternilai.

img_9133

Selain Mas Yan yang jauh-jauh dari Malang. Ada juga beberapa teman yang dulu pernah tinggal di Jogja, namun harus hijrah ke daerah lain demi merangkai masa depan. Citra sudah kerja di sebuah bank di Jakarta, Mas Djarot sedang belajar Bahasa Inggris di Kediri, Mas Afri sudah kembali ke Pekalongan, beberapa teman lain juga sudah sibuk di tempatnya masing-masing.

Tapi, sekali lagi, demi sebuah kebersamaan, mereka datang.

Acara camping sendiri diadakan di Hutan Pinus Pengger yang masih berada satu kawasan dengan Hutan Pinus Mangunan. Cuman, karna lokasinya belum terlalu familiar, saya dan beberapa teman yang berangkat bareng sempat kesasar gara-gara GPS yang dikirim Mas Yan kurang akuat. Plus jam keberangkatan yang molor, maka jadilah hari itu saya tiba di lokasi camping sekitar jam setengah tujuh malam, dari asumsi awal yang jam 5 sore.

img_8883

Tenda-tenda sudah didirikan ketika saya tiba di Pengger. Cuaca malam itu kebetulan juga mendukung. Tidak hujan meski gerimis tipis mulai turun menjelang tengah malam. Setelah saling sapa, kami langsung menuju ke sebuah pendopo untuk acara potong tumpeng dan makan-makan.

Saya sempat kaget ketika mendapati sinyal Wi-Fi di hutan pinus ini. Bahkan lumayan kenceng. Fasilitas yang ada di Pengger ternyata cukup lengkap. Toilet juga terlihat cukup bersih meski airnya sempat macet. Sebuah mushola sederhana juga sudah dibangun di dekat lokasi parkir. Beberapa gazebo, ayunan, warung, serta kursi sederhana untuk sekedar duduk dan ngobrol juga sudah tersedia. Ya mirip-mirip lah seperti Hutan Pinus Mangunan.

img_9046

Tumpeng baru dipotong sekitar jam 9 malam. Kami langsung menyerbunya tanpa jaim karna memang sudah lapar. Makan bersama para pendaki dalam suasana keakraban seperti ini adalah momen yang selalu saya rindukan. Terakhir kali saya melakukannya adalah… Satu tahun lalu, bersama mereka juga.

Setelah tumpeng habis tak tersisa, kami mulai ngobrol tanpa topik. Jerry dengan logat Batak nya selalu menjadi pusat perhatian karna memang lucu. Apa yang dia katakan seperti menjadi hiburan tersendiri. Bahkan saat diam pun, orang-orang akan tertawa. Tapi Jerry jarang diam sih.

img_8969

Tidak jauh dari pendopo tempat kami berkumpul ternyata ada sebuah spot menarik di mana kita bisa menikmati pemandangan kota Jogja dari ketinggian. Pemandangannya benar-benar cantik. Kami baru menyadari keberadaan spot ini karna sempat tertutup oleh kabut. Tentu saja kami tak melewatkan kesempatan untuk menikmati pemandangan indah ini. Pagi harinya, setelah matahari mulai menyinari Jogja dan sekitarnya, saya baru tahu kalau dari tempat ini ternyata kita juga bisa melihat pemandangan Gunung Merapi dan Gunung Sindoro. Sayangnya, spot ini membelakangan matahari sehingga saya tak bisa menikmati pemandangan sunrise.

Di sisa-sisa malam, saya memilih untuk main kartu. Beberapa teman sudah mulai menuju tenda untuk tidur. Hanya beberapa saja yang masih melek. Termasuk saya yang tidur sekitar jam setengah tiga.

Saya akan selalu merindukan suasana seperti ini. Tahun depan, semoga kita masih bisa kumpul lagi. Sekali lagi, Selamat Ulang Tahun, Chapter Jogja!

 

Foto-foto oleh @djarot11