Kata orang, rindu seperti dendam. Ia harus dibalas tuntas. Kata orang pula, rindu itu ada dua. Pertama adalah rindu pada sesuatu yang pernah kita miliki atau lakukan. Rindu pada seseorang termasuk dalam jenis rindu pertama. Kedua adalah rindu pada sesuatu yang belum pernah kita miliki atau alami. Ketika seseorang mempimpikan sesuatu, ia berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkannya. Dengan tekat dan keyakinan, banyak orang telah berhasil untuk mewujudkan impian mereka. Masa-masa penantian menuju terwujudnya impian inilah yang disebut dengan rindu jenis kedua.

Saat ini, saya sedang merasakan kedua jenis rindu itu. Rindu untuk mengunjungi Pulau Lombok yang dulu pernah menjadi pelampiasan ketika saya berhasil menyelesaikan skripsi yang memusingkan. Saya rindu untuk kembali mencumbui lembutnya pasir di Pantai Selong Belanak. Juga rindu untuk menyaksikan keindahan Gunung Rinjani. Sudah dua kali saya berkunjung ke Lombok, tapi keinginan untuk menikmati keindahan Gunung Rinjani belum terwujud. Saya sudah merencanakan untuk mendaki Gunung Rinjani sejak 2013. Hingga kini, rencana itu masih hanya sebatas rencana. Tahun ini, saya kembali merencanakan untuk mendaki Gunung Rinjani. Kali ini lebih serius.

Saya berencana untuk solo backpacking ke Lombok melalui jalur darat-laut. Pada kunjungan pertama ke Lombok dulu, saya juga solo backpacking melalui jalur darat-laut. Waktu itu, saya menggunakan moda Kereta Api Sri Tanjung lalu disambung bus dari Ketapang (Banyuwangi) menuju Gilimanuk di Bali. Kali ini, saya berencana untuk naik bus saja, tanpa kereta. Ada beberapa bus pariwisata yang menuju ke Lombok. Salah satunya adalah Bus Tiara Mas. Di Lombok, bus ini akan berhenti di Terminal Mandalika di Mataram. Saya berencana naik bus ini dari Surabaya, sekaligus igin sejenak menikmati Kota Surabaya yang (katanya) kini sudah semakin tertata sejak era walikota yang sekarang. Selain rute Surabaya-Mataram, Bus Tiara Mas juga melayani beberapa rute antar pulau lain. Termasuk Jakarta-Dompu dan Denpasar-Bima. Kamu dapat temukan rute lengkap Bus Tiara Mas di beberapa aplikasi pemesana tiket bus online.

Rencana ke Rinjani

Menurut beberapa referensi yang saja baca, Rinjani merupakan salah satu gunung dengan jalur trekking paling indah di Asia Tenggara. Ketika sedang mendaki bersama teman-teman yang kebetulan pernah ke Rinjani, hasrat keinginan untuk ke Rinjani semakin kuat saat mereka menceritakan pengalaman-pengalaman indah sewaktu ke Rinjani.

Daya tarik utama Rinjani sendiri adalah Danau Segara Anak, sebuah danau yang berada pada ketinggian sekitar 2,000 mdpl. Danau ini berada di tengah-tengah kaldera Gunung Rinjani. Di salah satu satu tepi danau ada sebuah sebuah gunung berapi bernama Gunung Barujari. Ya, Gunung Rinjani adalah tempat dimana kita dapat menemukan sebuah gunung di atas gunung. Gunung Barujari sendiri merupakan sebuah gunung api yang masih aktif. Beberapa waktu lalu gunung ini bahkan sempat mengalami erupsi hingga membuat pendakian ke Gunung Rinjani terpaksa ditutup.

Gunung Barujari di tepi Danau Segara Anak. Foto: David Wollschlegel/Unsplash

Untuk sampai ke tepi Segara Anak, pendaki harus turun dari Pelawangan. Namun, sejak Gempa Lombok tahun 2018 lalu, pendakian Gunung Rinjani hanya diperbolehkan sampai Pelawangan. Pendaki tidak diijinkan untuk turun ke Segara Anak. Ini berarti, saya hanya bisa menikmati keindahan Segara Anak dari atas. Belum ada informasi kapan pendaki kembali diijinkan untuk turun ke Segara Anak.

Tidak bisa menikmati keindahan Segara Anak dari tepiannya bukanlah masalah besar bagi saya. Yang terpenting bagi saya adalah bisa menuntaskan rindu di Gunung Rinjani. Lagipua, masih banyak keindahan-keindahan lain yang bisa saya nikmati di Gunung Rinjani. Selain mendaki Gunung Rinjani, saya juga berencana untuk mengunjungi Air Terjun Mangku Sakti di Sembalun. Saya sebenarnya ingin mengunjungi beberapa air terjun sekaligus untuk menambah koleksi foto. Tapi sepertinya waktunya tak akan cukup sehingga saya harus sangat bijak dalam memilih destinasi.

Saya sangat berharap bahwa keinginan untuk ke Rinjani benar-benar terwujud tahun ini sehingga “beban” rindu ini segela hilang dari kepala.