Jika ada orang yang bilang “kamu harus naik gunung, minimal sekali seumur hidup”, apakah kamu setuju?. Entah setuju atau tidak, mendaki gunung itu memang menyenangkan.

Melihat alam dari dekat akan menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Bahkan, mereka yang sudah sering naik gunung saja tetap merasa kagum dengan keajaiban-keajaiban yang mereka temui saat mendaki.

Mendaki gunung juga sering memberikan pengalaman spiritural. Banyaknya “hal ajaib” yang kita temui selama mendaki akan membuat kita semakin sadar atas kuasaNya yang tak terbatas.

Pernyataan di atas mungkin banyak benarnya. Di sepanjang umur kita, setidaknya kita harus mendaki gunung, meski hanya sekali. Sekedar untuk tahu bahwa bumi ini memang luas dan indah. Sekedar untuk membuka mata bahwa bumi ini tak sebatas layar LCD.

Nah, kalau kamu belum pernah mendaki dan punya rencana untuk mendaki, beberapa tips berikut ini mungkin akan berguna supaya pengalaman pertamamu mendaki gunung menjadi semakin lancar dan menyenangkan.

1. Cari gunung yang tidak terlalu tinggi

Pada kenyataannya, banyak pendaki pemula (yang baru pertama kali mendaki) yang langsung mendaki gunung dengan ketinggian lebih dari 3.000 mdpl. Semeru, Merapi, bahkan Slamet. Namun, hal ini kurang disarankan mengingat mendaki gunung bukanlah perjalanan biasa. Apalagi kalau dalam pendakian tidak ada teman yang berpengalaman. Mereka yang langsung “tancap gas” seperti itu biasanya diajak oleh teman yang sudah lebih dulu punya banyak pengalaman mendaki.

So, akan lebih baik kalau kamu mencari referensi gunung yang tidak terlalu tinggi untuk pendakian pertama. Banyak kok gunung-gunung yang tingginya tidak sampai 3.000 mdpl dengan jalur pendakian yang relatif mudah, namun memiliki pemandangan yang tak kalah keren. Gunung Prau, misalnya. Gunung sejuta umat ini merupakan salah satu gunung terbaik untuk pendaki pemula. Ada juga Gunung Penanggungan di Jawa Timur yang tingginya hanya 1.653 mdpl namun memiliki pemandangan yang memukau.

Baca juga: 9 Gunung Dengan Ketinggian Kurang Dari 2.500 MDPL Yang Friendly Untuk Pendaki Pemula

2. Pelajari dulu gunung yang hendak didaki

Setelah memutuskan untuk mendaki salah satu gunung, langkah berikutnya adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang gunung yang bersangkutan. Di internet, banyak sekali pendaki yang menuliskan pengalaman mereka di blog pribadi dan kamu bisa membacanya untuk mendapatkan informasi yang lebih detail.

Beberapa hal yang cukup penting untuk diperhatikan adalah perihal kondisi jalur pendakian, ketersediaan sumber air, serta perijinan. Beberapa gunung mewajibkan pendaki untuk melakukan booking terlebih dulu. Ada juga yang mewajibkan pendaki untuk memiliki kartu keterangan sehat dari dokter. Tak perlu pusing. Selama persiapakan kita cukup, semua pasti bisa diatasi.

3. Pilih jalur yang paling umum saja

pendakian andong

Sebagian besar gunung memiliki jalur pendakian lebih dari satu. Untuk amannya, pilihlah jalur yang paling umum karna jalurnya akan lebih jelas sehingga kemungkinan tersesat lebih kecil. Jangan main-main ketika memilih jalur pendakian. Kecuali kalau kamu ditemani oleh pendaki berpengalaman yang sudah mendaki melalui jalur yang sama. Ingat, mendaki gunung berarti kita akan berjalan di hutan belantara. Jika sampai tersesat, resikonya akan sangat tinggi kalau kita tidak punya pengetahuan dasar tentang survival. So, safety can be fun.

4. Mendakilah saat weekend

Ada hal baik dan hal buruk jika mendaki gunung di akhir pekan. Hal baiknya, jalur pendakian akan cenderung ramai sehingga kita tak perlu terlalu khawatir akan tersesat atau semacamnya. Jika ada masalah, kita juga akan lebih mudah meminta pertolongan. Hal buruknya, kita akan kehilangan “feel” mendaki.

Untuk pemula, sangat disarankan untuk mendaki saat akhir pekan saja supaya resikonya lebih kecil. Ramai sedikit tidak masalah. Toh ramainya gunung ya paling segitu. Kita tetap akan dapat tempat untuk mendirikan tenda. Dijamin. Lagipula, semakin banyak orang yang kita temui saat mendaki, akan semakin besar peluang kita untuk mendapatkan teman baru. Iya, kan?

5. Hilangkanlah gengsi

Hilangkan gengi atau mati. Terlalu sadis yak?

Tapi memang benar. Kadang-kadang kita suka gengsi untuk mengakui kalau kita sudah lelah sehingga menolak untuk break. Padahal, kalau terus dipaksakan, resikonya bisa tinggi. Ingat kembali, mendaki gunung bukanlah perjalanan biasa. Kalau kita memang merasa lelah, bilanglah pada rombongan untuk minta break sejenak. Jangan sok kuat. Bahkan kalau di dalam rombongan ada gebetan atau orang yang sedang kita taksir.

6. Ikutlah ajakan teman yang lebih berpengalaman

Jika ada temanmu yang hobinya naik gunung lalu dia mengajakmu untuk mendaki, pikirkan dua kali untuk menolak. Mendaki bersama orang-orang semacam ini akan membuat pengalaman mendaki kita menjadi lebih asik. Biasanya, mereka punya skill untuk memasak nasi serta lauk-pauknya sehingga kamu tak perlu mengkonsumsi mie instan terus-menerus saat gunung. Mereka biasanya juga lebih memaklumi kondisi fisik kita. Lagipula, kalau mendaki bersama sahabat sendiri, rasanya lebih enjoy. Kita tak perlu jaim. Mau ngapain aja bebas.

7. Olahraga kecil-kecilan

Kalau kamu jarang olahraga, mulailah untuk melakukannya jika ingin mendaki. Jogging bisa menjadi pilihan yang paling pas karna olahraga ini bisa melatih kekuatan kaki serta pengaturan nafas. Kekuatan kaki akan sangat menentukan sukses atau tidaknya sebuah pendakian. Selain itu, kita juga perlu mengatur nafas agar tidak ngos-ngosan.

8. Bawa makanan manis seperti gula, coklat atau madu

Di jalur pendakian, kemungkinan kamu akan menemukan banyak bungkus Madurasa serta Choki-choki yang dibuang sembarangan oleh “pendaki jahat”. Tanya kenapa?

Mereka mengkonsumsi makanan itu untuk mendapatkan kembali energi yang hilang. Yup, makanan manis memang sangat ampuh untuk mengembalikan stamina. Makanan manis merupakan sumber kalori yang mudah diproses oleh tubuh sehingga kita akan mendapatkan energi kita kembali dengan lebih cepat. Itulah sebabnya kita juga disarankan untuk berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang manis.

9. Bawa peralatan lengkap, tapi tak perlu beli semua

andong_jump

Satu hal penting yang perlu kamu perhatikan saat mendaki gunung adalah: jangan pernah mengandalkan punya orang lain. Maksudnya, kamu harus bawa perlengkapan pribadi sendiri karna teman kita akan membutuhkannya sehingga akan riskan kalau kita meminjamnya. Contoh adalah senter (jika mendaki malam hari). Tentu kita harus memegang senter sendiri untuk penerangan. Sleebing bag juga. Benda ini merupakan pelindung kita dari hawa dingin di gunung, kita harus membawa sendiri dan jangan mengandalkan pinjaman dari teman sependakian.

Meski begitu, kamu tak perlu membeli semua peralatan jika memang kondisi keuangan belum memungkinkan. Selain bisa meminjam dari teman, kamu juga bisa menyewa di rental pendakian yang kini sudah semakin bejibun jumlahnya.

 

10. Sebisa mungkin untuk mengenakan kostum pendakian

Pakaian apa saja memang bisa kita kenakan untuk mendaki. Tak perlu harus mengenakan jaket gunung mahal, topi outdoor, kemeja flanel atapun outfit lain yang akan membuat kita terlihat pendaki banget. Tapi, kita memang disarankan untuk mengenakan pakaian yang memang cocok untuk kegiatan outdoor. Sebisa mungkin untuk tidak mengenakan jins karna selain sulit kering, jins juga akan membuat kita tak leluasa untuk bergerak.

Celana kargo sangat disarankan supaya kita bisa menggunakan kantong-kantongnya untuk menaruh benda-benda kecil atau bahkan snack yang akan sering kita ambil. Seperti Choki-choki, misalnya. Intinya, kenakan pakaian yang membuat kita leluasa untuk bergerak. Jangan lupa pula untuk membawa jaket untuk menghalau hawa dingin di gunung yang bisa datang sewaktu-waktu.

11. Bawa spidol dan kertas, jangan coret-coret batu

Oke, membuat tulisan di kertas saat di gunung memang sedikit alay dan sangat mainstream. Tapi, itu jauh lebih keren dan bermartabat ketimbang membuat tulisan vandal di batu!!!

12. Bawa uang lebih untuk beli merchandise

merbabu_awan

Hampir semua base camp pendakian di setiap gunung menjual berbagai macam merchandise yang bisa dibeli para pendaki. Mulai dari kaos, gantungan kunci, stiker hingga syal. Sebaiknya, bawah uang lebih supaya kamu bisa membeli beberapa merchandise tersebut untuk kenang-kenangan. Itung-itung membantu ekonomi warga lokal 🙂

13. Bawa kamera yang bagus

Banyak pemandangna keren yang akan kita dapatkan saat mendaki gunung: sunrise, padang sabana, milky way, eldeweis, serta pemandangan-pemandangan lain yang tak akan kita dapatkan saat di rumah, kantor atau kampus. Mau melewatkan momen itu begitu saja?

So, bawalah kamera yang bagus untuk mengabadikan momen-momen tersebut. Jangan sampai kita sudah capek-capek naik gunung tapi tidak punya apa-apa untuk dikenang. Dan foto adalah hal paling mudah untuk mengenang momen pendakian. Tak harus bawa kamera DSLR. Kamera smartphone saja sudah lebih cukup untuk sekedar mengabadikan momen. Namun, kalau tujuan kamu memang ingin mendapatkan foto untuk keperluan lain yang lebih komersial, ya sebaiknya bawa kamera DSLR.

14. Tuliskan pengalamanmu biar lebih memorable

Last but not least. Foto saja tidak cukup untuk mengenang perjalanan. Menuliskan kisah perjalanan kita saat mendaki gunung akan menjadi sesuatu yang “wow”. Apalagi kalau itu adalah pengalaman pertama. Akan banyak orang yang respect dan siapa tahu, tulisan kita akan menjadi inspirasi bagi mereka untuk melakukan hal yang sama. Melakukan hal yang akan membuat kita menjadi lebih mawas diri sebagai manusia. Karna pada dasarnya, mendaki gunung itu adalah perjalanan hati, bukan fisik.

Banyak media yang bisa kita gunakan untuk menulis. Di era internet seperti sekarang, blog bisa menjadi opsi paling tepat.