Di lereng Gunung Lawu sebelah barat, tepatnya di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ada sebuah candi Hindu peninggalan Kerajaan Majapahit bernama Candi Cetho.

Menurut catatan sejarah, candi ini dibangun pada abad ke-15 ketika Kerajaan Majapahit – yang berpusat di Jawa Timur – memasuki masa akhir kejayaannya.

Lokasi candi ini berjarak sekitar 4 km dari Candi Sukuh yang juga sama-sama peninggalan Kerajaan Majapahit.

Candi Cetho dapat ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dari kota Solo menuju ke arah timur, melewati Perkebunan Teh Kemuning yang sering disebut sebagai Puncak nya Jawa Tengah.

Candi Cetho merupakan tempat ibadah umat Hindu yang sampai saat ini masih aktif digunakan oleh umat Hindu yang tinggal di sekitarnya. Maka ada beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh setiap pengunjung yang hendak berwisata.

Bangunan utama Candi Cetho berada di ujung sebelah timur kompleks candi. Ukurannya tidak terlalu besar. Masih lebih besar Candi Sukuh yang merupakan “saudara” nya. Yang menarik dari candi ini adalah lokasinya yang berada persis di atas Kebun Teh Kemuning. Candi Cetho berada pada ketinggian sekitar 1.496 mdpl. Maka ketika berkunjung ke candi ini kita akan mendapatkan dua hal sekaligus yakni wisata sejarah-budaya serta wisata alam pegunungan.

Jika kamu belum pernah ke Candi Cetho, berikut ini adalah 6 hal yang sebaiknya kamu tahu sebelum berkunjung.

 

1. Lokasi candi ini berada di atas Kebun Teh Kemuning

WP_20141025_072

Seperti yang sudah disinggung di atas, lokasi Candi Cetho berada persis di atas kawasan Perkebunan Teh Kemuning yang luas dan hijau. Perjalanan kita akan melewati kawasan perkebunan tersebut yang tentu saja menyajikan pemandangan yang tak membosankan. Dari kompleks candi, kita masih bisa menyaksikan pemandangan perkebunan teh. Pemandangan justru terlihat lebih keren.

 

2. Mirip-mirip Candi Sukuh

WP_20141025_049

Candi Sukuh – juga yang berada di lereng Gunung Lawu – merupakan salah satu candi yang kontroversial karna ada banyak arca dan relief yang menonjolkan organ intim manusia. Salah satu arca bahkan menggambarkan proses senggama antara pria dan wanita.

Meski tidak terlalu banyak, kita juga akan menemukan hal yang sama di Candi Cetho. Di awal-awal kompleks (pelataran bawah), kita akan disambut oleh sebuah arca yang menyimbolkan organ intim laki-laki.

 

3. Pengunjung wajib mengenakan kain poleng

Beberapa tempat wisata di Bali (terutama kawasan tempat ibadah) mewajibkan wisatawan untuk mengenakan kain poleng. Yakni kain belang mirip sarung yang dikenakan pada pinggang. Bagi umat Hindu, kain ini tentu pastilah punya filosofi khusus sehingga mereka tak pernah melupakannya ketika hendak beribadah,

Nah, peraturan yang sama juga berlaku di Candi Cetho. Karna candi ini masih aktif digunakan untuk beribadah, pengunjung diwajibkan untuk mengenakan kain ini jika ingin memasuki kompleks candi. Setelah membayar tiket masuk, pihak pengelola akan memasang kain tersebut kepada setiap pengunjung yang akan masuk ke kompleks candi.

 

4. Candi Cetho terdapat jalur pendakian Gunung Lawu

Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu adalah dua jalur pendakian resmi Gunung Lawu yang paling sering digunakan para pendaki. Belakangan, ada satu jalur lagi yang namanya mulai dikenal banyak pendaki. Yakni via Candi Cetho.

Namun, jalur ini sangat panjang dan melelahkan. Jalur Cetho merupakan jalur terpanjang di antara jalur-jalur lain di Gunung Lawu. Butuh waktu minimal sekitar 10 jam dari titik awal pendakian menuju puncak. Bandingkan dengan jalur Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu yang rata-rata “hanya” membutuhkan waktu sekitar 6 jam.

 

5. Jangan lupa mampir ke Ndoro Donker atau Bale Branti

ndoro donker 3

Sebagaimana perkebunan teh pada umumnya, Kebun Teh Kemuning juga menjadi objek wisata bernuansa alam yang cukup banyak digemari. Pemandangan hijau yang luas serta udaranya yang cukup sejuk menjadi daya tarik utamanya.

Nah, di kawasan Kebun Teh Kemuning ada dua tempat nongkrong yang cukup terkenal yakni Rumah Teh Ndoro Donker serta Bale Branti. Keduanya hanya berjarak beberapa puluh/ratus meter saja. Kedua tempat tersebut akan kita lewati saat melakukan perjalanan ke Candi Cetho. Lokasinya berada di awal-awal kompleks tanaman teh. So, jangan lewatkan kesempatan untuk mampir ke salah satu dari dua tempat tersebut untuk mendapatkan pengalaman yang maksimal.

 

6. Kendaraan harus benar-benar siap tempur

Satu hal penting yang harus dipersiapkan jika ingin berkunjung ke Candi Cetho adalah perihal kendaraan. Tidak ada kendaraan umum yang akan membawa kita sampai ke lokasi candi jadi kendaraan pribadi adalah satu-satunya opsi.

Karna lokasi candi ini berada di lereng gunung pada ketinggian 1.496 mdpl maka tak heran kalau akses menuju sana sangat menanjak. Kendaraan harus benar-benar dalam keadaan prima dan siap tempur.

 

Featured image