Dua hari lalu saya berkunjung ke Candi Sukuh. Sebuah candi yang berada di lereng Gunung Lawu bagian barat. Entah ini sudah kunjungan yang ke berapa. Yang jelas saya tak pernah bosan mengunjungi candi ini. Sekedar untuk menikmati suasana pegunungan atau memang ada niat khusus.

Kunjungan dua hari lalu adalah kunjungan yang kedua dalam kurun waktu satu minggu. Saya harus kembali lagi ke Candi Sukuh karna pada kunjungan pertama kamera saya kehabisan battery. Padahal tujuan utama saya adalah untuk memotret beberapa bagian candi. Kesalahan dalam melakukan persiapan memang menjengkelkan. Huh!

Candi Sukuh sendiri merupakan sebuah candi bercorak Hindu. Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit dan dibangun menjelang runtuhnya kerajaan yang berpusat di Jawa Timur tersebut yakni pada abad ke-15. Arsitektur dan struktur candi ini relatif sederhana namun terlihat cantik di mata saya. Bangunan Candi Sukuh hanya berupa batu-batu andesit yang ditumpuk membentuk bangunan piramida. Banyak yang menyebut bentuk candi ini mirip dengan Chichen Itza, peninggalan Suku Maya di Meksiko yang memiliki ukuran lebih besar.

DSC_0471

Ada beberapa argumen dari para arkeolog yang menjelaskan kenapa bentuk Candi Sukuh relatif sederhana dan tidak terlalu kompleks pada setiap detilnya. Pertama, candi ini diperkirakan dibuat oleh tukang kayu dari desa setempat, alih-alih tukang kayu dari keraton. Kedua, pembangunan candi dibuat cenderung tergesa-gesa sehingga bentuknya relatif kurang rapi. Ketiga, keadaan politik yang terjadi saat itu (menjelang runtuhnya Kerajaan Majapapahit) tidak memungkinkan untuk membuat candi yang lebih besar.

DSC_0436

Seperti kebanyakan candi pada umumnya, Candi Sukuh juga berada di sebuah taman yang tertata rapi. Luas kompleks taman di Candi Sukuh ini kira-kira seukuran lapangan sepak bola. Ada satu hal yang membuat saya selalu bertanya-tanya setiap kali mengunjungi Candi Sukuh. Yakni perihal banyaknya arca serta relief mesum.

Mesum?. Betul. Saat mengunjungi candi ini kamu akan menemukan beberapa arca serta relief yang kontroversial. Arca-arca dan relief-relief tersebut dengan santainya mengumbar aurat laki-laki dan perempuan. Salah satu yang paling “wow” adalah sebuah arca tanpa kepala yang berada tepat di depan bangunan candi. Seperti yang bisa kamu lihat pada foto di bawah ini.

DSC_0465

Ada juga sebuah relief yang berada di dekat pintu masuk yang berada di sebelah selatan. Relief tersebut menggambarkan dua organ intim laki-laki dan perempuan dalam posisi senggama.

DSC_0264

Sampai saat ini saya masih belum menemukan jawaban kenapa banyak sekali arca dan relief mesum di Candi Sukuh. Keterangan yang ada di lokasi candi tidak ada yang menjelaskan latar belakangnya. Pun ketika saya mencoba membaca artikel di Wikipedia, hasilnya tetap nihil.

“Kontroversi” Candi Sukuh tidak hanya pada bentuk arca dan reliefnya yang nyeleneh. Ada sebuah mitos yang sampai saat ini juga masih menimbulkan tanda tanya. Pada bangunan utama Candi Sukuh terdapat sebuah lorong kecil yang menjadi jalan masuk ke bagian atas candi. Lorong tersebut berada di sebuah tangga yang hanya muat dilewati satu orang. Konon, wanita yang bajunya robek saat melewati lorong ini berarti ia sudah tidak perawan lagi. Mitos ini sudah cukup terkenal di kalangann wisatawan. Foto di bawah ini menunjukkan penampakan lorong tersebut.

DSC_0481 b

Candi Sukuh sendiri merupakan satu dari dua candi peninggalan Majapahit yang berada di lereng Gunung Lawu, selain Candi Cetho. Keduanya masih aktif dijadikan tempat ibadah oleh umat Hindu yang hidup di sekitar lereng Lawu. Itulah sebabnya saat memasuki candi para pengunjung diwajibkan mengenakan kain poleng yang telah disediakan oleh pengelola.

Dari sisi arkeologi, candi Sukuh cenderung lebih “pure” dibandingkan Candi Cetho. Saya sempat mendengar obrolan antara tukang parkir serta seorang wisatawan. Katanya, Candi Cetho sudah menjadi sebuah pura sedangkan Candi Sukuh masih murni candi.

Saya telah membuat sebuah album di Flickr yang berisi foto-foto Candi Sukuh. Kalau kamu belum pernah berkunjung ke Candi Sukuh dan penasaran ingin ke sana, silakan dilihat dulu foto-fotonya.